Resignification: Wacana Balik Orang Papua dalam Menanggapi Rasisme
DOI:
https://doi.org/10.14203/jmb.v21i3.876Keywords:
ujaran rasis, resignification, interpelasi, rekognisi, orang-orang PapuaAbstract
Terjadi pengepungan asrama mahasiswa Papua di Surabaya oleh berbagai pihak, mulai dari tentara, satuan pamong praja, kepolisian, sampai organisasi masyarakat pada 16-17 Agustus 2019. Massa pengepung meneriaki mahasiswa Papua dengan kata monyet. Artikel ini menggunakan teori resignifation Judith Butler (1997) untuk melihat bagaimana orang-orang Papua sebagai korban ujaran rasial mampu berbicara balik kepada pelaku setelah mengemansipasi dirinya sendiri dari jejaring konteks sosial yang diskriminatif. Keutamaan resignification yang diusulkan Butler sebagai cara menanggapi ujaran kebencian adalah pemanfaatan logika internal ujaran yang disusun oleh pelaku sebagai sumber daya untuk menyusun wacana balik. Pola resignification yang dilakukan orang Papua adalah meliyankan diri sendiri dengan menggunakan frasa ‘monyet Papua’ dalam wacana baliknya. Frasa ‘monyet Papua’ ini merupakan bentuk reartikulasi pembedaan diri yang dilakukan dalam ujaran rasis ‘monyet’. Cara ini digunakan untuk melucuti otoritas pelaku ujaran, mempersatukan orang-orang Papua, dan mampu menjustifikasi tuntutan untuk merdeka dari kolonialisasi Indonesia. Peralihan fokus diskursus wacana balik orang Papua dari melawan rasisme menjadi tuntutan kemerdekaan Papua dapat pula dibaca sebagai upaya taktis untuk melakukan afirmasi kesetaraan status antara manusia Indonesia dan manusia Papua. Cara pandang bahwa perlakuan rasisme adalah bagian dari tindakan kolonialisasi Indonesia terhadap Papua melandasai pola interpretasi ujaran rasis Surabaya sehingga menghasilkan pola wacana balik yang demikian.
Papuans Counter Speech toward Racism Speech
Downloads
References
Alhusser, Louis. (1970). Ideology and Ideological State Apparatuses (Notes towards and Investigation). “Lenin and Philoshopy†and Other Essays (diterjemahkan oleh Ben Brewster). La Pensée. 16 Oktober 2019, diunduh dari
https://www.marxists.org/reference/archive/althusser/1970/ideology.htm
Bettina E. Schmidt and Ingo W. Schröder. (2001). Introduction: violent imaginaries and violet practices. Anthopology of Violence and Conflict. (Bettina E. Schmidt and Ingo W. Schröder edited). London and New York: Routledge. Page 1-24.
Budiarti, Aisah Putri. (2017) Relevansi Papua Road Map dan Tawaran Gagasan Untuk Papua. Updating Papua Road Map: Proses Perdamaian, Politik Kaum Muda, dan Diaspora Papua. Suma Reila Rusdiarti dan Cahyo Pamungkas (editor). Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Butler, Judith. (1997). Excitable Speech: A Politic of the Performative. New York: Routledge.
……..…… (2010). Performative Agency. Journal of Cultural Economy, DOI: 10.1080/17530350.2010.494117.
Darvis, Steven. (1979). Perlocutions. Linguistics and Philosophy, Vol. 3 No. 2, hal. 225-243.
Ghanea, Nazila. (2012). Hate Speech Beyond Border. TEDx EastEnd. 18 Desember 2017, diunduh dari https://www.youtube.com/watch?v=mS-bVsHqCzU.
Gelber, Katharine . (2019). Differentiating hate speech: a systemic discrimination approach, Critical Review of International Social and Political Philoshopy, DOI: 10.1080/13698230.2019.1576006.
Glenn Bowman. (2001). The Violence in Identity. Anthopology of Violence and Conflict. (Bettina E. Schmidt and Ingo W. Schröder edited). London and New York: Routledge. Page 25-46.
Hernawan, Budi. (2015). Torture as a Mode of Governance: Reflections on the Phenomenon of Torture in Papua, Indonesia. dalam From 'Stone-Age' to 'Real-Time'. Martin Slama dan Jenny Munro (editor). ANU Press.
Irhamfaz (@irhamfaz). 20 Agustus 2019. https://twitter.com/irhamfaz/status/1163850616965226496 diakses 16 Oktober 2019
Langton, Rae. 2018. Words wound: Understanding the authority and effect of hate speech. 3 September 2019, diunduh dari https://www.abc.net.au/religion/the-authority-of-hate-speech/10478626.
Suara.com, 19 Agustus 2019. Lawan Rasisme, Foto Warga Papua Pegang Poster soal Monyet Ini Viral. https://m.suara.com/news/2019/08/19/201845/lawan-rasisme-foto-warga-papua-pegang-poster-soal-monyet-ini-viral diakses 16 Oktober 2019.
Widjojo, S. Muridan. (2004). Pembakuan Petanda: Politik Semiotik Orde Baru. Muridan S. Widjojo dan Mashudi Noorsalim (ed). 2004. Bahasa Negara versus Bahasa Gerakan Mahasiswa. Jakarta: Lipi Press.
Widjojo, S. Muridan dan Noorsalim, Mashudi. (2004). Perlawanan Petanda: Politik Semiotik Gerakan Mahasiswa. Muridan S. Widjojo dan Marsudi Noorsalim (ed). 2004. Bahasa Negara versus Bahasa Gerakan Mahasiswa. Jakarta: Lipi Press.
Whitten, Suzanne. (2018). A recognition-sensitive phenomenology of hate speech, Critical Review of International Social and Political Philosophy, DOI:10.1080/13698230.2018.1511170/
……..……………... (2019). Recognition, Authority Relation, and Rejecting Hate Speech. Ethical Theory and Moral Practice. https://doi.org/10/1007/s10677-019-10003-z
Published
Issue
Section
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- The copyright for articles in this journal is retained by the authors.
- Authors grant to the journal first publication rights and the right to distribute the article, including the journal's web site, online data bases and other similar forms.
- Authors agree to license their work according to Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.
- Articles published in JMB are free to use for non-commercial uses as long as the authors and the journal are attributed properly and the new creations are licensed under the indentical terms (license Creative Commons (CC BY-NC-ND 4.0).
- Authors retain the right to reproduce and distribute their articles in any format, without prior authorization, with the proper acknowledgment to the first publication.
- If the article contains copyright material owned by others, authors should obtain written permission from the copyright owner/s in order to reuse the material. Appropriate acknowledgment should be included.
- Authors are encouraged to post their article online (in institutional repositories, personal websites etc). Any such posting must include a reference and a link to the journal's website.
Penulis yang menerbitkan pada jurnal ini menyetujui ketentuan berikut:
- Hak cipta untuk artikel dalam jurnal ini disimpan oleh penulis.
- Penulis memberikan kepada jurnal hak publikasi pertama dan hak untuk mendistribusikan artikel, termasuk situs web jurnal, basis data online dan bentuk serupa lainnya.
- Penulis setuju untuk melisensikan karya mereka sesuai dengan Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.
- Artikel yang diterbitkan dalam JMB bebas digunakan untuk penggunaan non-komersial selama penulis dan jurnal dikaitkan dengan benar dan kreasi baru dilisensikan menurut istilah indentis (lisensi Creative Commons (CC BY-NC-ND 4.0).
- Penulis mempertahankan hak untuk mereproduksi dan mendistribusikan artikel mereka dalam format apa pun, tanpa izin sebelumnya, dengan pengakuan yang tepat untuk publikasi pertama.
- Jika artikel tersebut berisi materi hak cipta yang dimiliki oleh orang lain, penulis harus mendapatkan izin tertulis dari pemilik hak cipta untuk menggunakan kembali materi tersebut. Pengakuan yang tepat harus disertakan.
- Penulis didorong untuk memposting artikel mereka secara online (dalam repositori institusional, situs web pribadi dll). Setiap posting seperti itu harus menyertakan referensi dan tautan ke situs web jurnal.