DARI SOFT POWER JEPANG HINGGA HIJAB COSPLAY FROM JAPANESE SOFT POWER TO COSPLAY HIJAB
DOI:
https://doi.org/10.14203/jmb.v17i3.326Abstract
Abstrak Tulisan ini membahas tentang penggunaan soft power Jepang di Indonesia, salah satunya melalui cosplay. Tulisan ini juga merupakan identifikasi awal mengenai fenomena hijab cosplay di Indonesia. Menggunakan konsep S. Nye. Jr, soft power didefinisikan sebagai kemampuan suatu negara untuk mencapai tujuannya dengan lebih menggunakan daya tarik budaya daripada paksaan dan kekerasan. Setelah Perang Dunia II, Jepang berupaya mengubah citra buruk negaranya melalui budaya populer yang dimiliki, seperti anime, manga, dan cosplay yang disebarkan ke seluruh dunia. Menurut Nye, Jepang memiliki sumber-sumber soft power yang lebih potensial dibandingkan dengan negara lain di Asia. Penelitian ini berfokus pada cosplay, terutama para anak muda yang hobi ber-cosplay tetapi tetap ingin mengikuti nilainilai Islam dengan menutup aurat. Hasil analisis menunjukkan bahwa ketiga informan cosplayer memiliki kesamaan dalam memaknai hijab cosplay, yaitu (1) boleh dilakukan selama sesuai dengan aturan dan syariat Islam seperti menutup aurat dan dada, (2) tidak berpose berlebihan, dan (3) tidak berdempetan dengan lawan jenis ketika berfoto. Selain itu, ditemukan juga tiga pola sikap dari tiga informan non-cosplayer terhadap hijab cosplayer, yaitu (1) mendukung, (2) netral, dan (3) tidak mendukung. Kata kunci : soft power, budaya populer Jepang, cosplay, cosplayer, hijab cosplay, hijab cosplayer Abstract This paper describes the ways Japan uses its soft power in Indonesia, particularly through cosplay. This is a preliminary identification on hijab cosplay phenomenon in Indonesia. Based on Joseph S. Nye, Jr., the soft power is defined as as the ability of a country to achieve its goal using cultural attraction rather than coercion and violence. After the World War II, Japan has tried to change its image as war crime through popular culture, such as anime, manga, and cosplay. According to Nye, Japan has more potential resources in soft power compared to the other countries in Asia. This paper focuses on cosplay, especially those who love cosplay and keep maintaining Islamic sharia by covering their aurat. Results show that the three cosplayer informants have similarity in constructing the meaning of cosplay hijab: (1) needing to follow Islamic sharia, such as covering aurat and chest, (2) posing appropriately, and (3) not touching the opposite sex during photographed. Furthermore, there are three attitudes from the non-cosplayers informants towards cosplay hijab: (1) supportive, (2) neutral, and (3) not supportive. Keywords: soft power, Japanese popular culture, cosplay, cosplayers, cosplay hijab, cosplayer hijabDownloads
References
Bravo, MA Bernadette Canave. (2012). Japanese Cultural Influence in The Philippines through Anime’s Popularity and Pervasiveness (Doctoral Thesis). Tokyo: Waseda University.
Craig, Timothy J. (Ed). (2000). Japan Pop!: Inside the World of Japanese Popular Culture. New York: M.E Sharpe.
INFID. (2007). Profiles of Indonesia’s Foreign Debt. Jakarta: International NGO Forum on Indonesia Development.
Kaneko, K. (2013). An Analysis of Japan’s Popular Cultural Tourism: Constructing Japan’s Self-Image as a Provider of “Unique†Culture. Dalam Global Journal of HUMAN SOCIAL SCIENCE Sociology & Culture Volume 13 Issue 4 Version 1.0 Online ISSN: 2249-460x & Print ISSN: 0975-587X. USA: Global Journals Inc.
Katzenstein, Peter J dan Takashi Shiraishi (eds). (1997). Network Power: Japan and Asia. USA: Cornell University Press.
Lam, Peng Er (ed). (2013). Japan’s Relations with Southeast Asia: The Fukuda Doctrine and Beyond. London and New York: Routledge. crossref
Nye, Joseph S. (2004). Soft Power the Means to Success in World Politics. New York: Public Affair. crossref
MacWilliams, Mark W. (2008). Japanese Visual Culture. New York: M.E Sharpe.
Rastati, Ranny. (2011). Media dan Identitas: Cultural Imperialism Jepang Melalui Cosplay (Studi terhadap Cosplayer yang Melakukan Crossdress). Tesis. Jakarta: Universitas Indonesia.
Rastati, Ranny. (2012). Media dan Identitas: Cultural Imperialism Jepang Melalui Cosplay (Studi Terhadap Cosplayer yang Melakukan Crossdress). Dalam Jurnal Komunikasi Indonesia Vol 1 Nomor 2 (Oktober 2012). Depok: Jurnal Komunikasi Indonesia.
Raymon, Ricky. (2009). Peran Bantuan Luar Negeri Jepang dalam Memperkuat Hubungnan Ekonomi Asimetris dengan Indonesia Studi Kasus: ODA (Official Development Assistance) Jepang di Indonesia Pasca Krisis Asia (Skripsi Sarjana). Depok: FISIP UI.
Takagi, Shinji. (1995). From Recipient to Donor: Japan’s Official Aid Flows, 1945 to 1990 and Beyond. Dalam Essays on International Finance No 196 March 1995. USA: Princeton University.
Yanti, Iyul. (2012). Diplomasi Kebudayaan Jepang di Indonesia Melalui the Japan Foundation Tahun 2003-2011 (Skripsi Sarjana). Jakarta: FISIP UIN Syarif Hidayatullah.
Issue
Section
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- The copyright for articles in this journal is retained by the authors.
- Authors grant to the journal first publication rights and the right to distribute the article, including the journal's web site, online data bases and other similar forms.
- Authors agree to license their work according to Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.
- Articles published in JMB are free to use for non-commercial uses as long as the authors and the journal are attributed properly and the new creations are licensed under the indentical terms (license Creative Commons (CC BY-NC-ND 4.0).
- Authors retain the right to reproduce and distribute their articles in any format, without prior authorization, with the proper acknowledgment to the first publication.
- If the article contains copyright material owned by others, authors should obtain written permission from the copyright owner/s in order to reuse the material. Appropriate acknowledgment should be included.
- Authors are encouraged to post their article online (in institutional repositories, personal websites etc). Any such posting must include a reference and a link to the journal's website.
Penulis yang menerbitkan pada jurnal ini menyetujui ketentuan berikut:
- Hak cipta untuk artikel dalam jurnal ini disimpan oleh penulis.
- Penulis memberikan kepada jurnal hak publikasi pertama dan hak untuk mendistribusikan artikel, termasuk situs web jurnal, basis data online dan bentuk serupa lainnya.
- Penulis setuju untuk melisensikan karya mereka sesuai dengan Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.
- Artikel yang diterbitkan dalam JMB bebas digunakan untuk penggunaan non-komersial selama penulis dan jurnal dikaitkan dengan benar dan kreasi baru dilisensikan menurut istilah indentis (lisensi Creative Commons (CC BY-NC-ND 4.0).
- Penulis mempertahankan hak untuk mereproduksi dan mendistribusikan artikel mereka dalam format apa pun, tanpa izin sebelumnya, dengan pengakuan yang tepat untuk publikasi pertama.
- Jika artikel tersebut berisi materi hak cipta yang dimiliki oleh orang lain, penulis harus mendapatkan izin tertulis dari pemilik hak cipta untuk menggunakan kembali materi tersebut. Pengakuan yang tepat harus disertakan.
- Penulis didorong untuk memposting artikel mereka secara online (dalam repositori institusional, situs web pribadi dll). Setiap posting seperti itu harus menyertakan referensi dan tautan ke situs web jurnal.