STRATEGI ADAPTASI NELAYAN DESA TANJUNG BERAKIT DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM
DOI:
https://doi.org/10.14203/jmb.v18i2.415Abstract
Climate change as a consequence of global warming has been discussed nationally, regionally and internationally. Most of the people, inclusing academicians, NGO activists, government as the policy makers, put great concerns on the impact of climate change. Indonesia as an archipelagic state consisting of 17000 islands with 81.000 km coastline has a high level of vurnerability. The fishermen is one the most vulnerable ones. This paper aims to draw the ways of Tanjung Berakit fishermen in Bintan-Riau islands in facing climate change in the recent days. The data were gathered qualitatively through interviews, observations and limited discussion with the fishermen as well as the related stakeholders. Result shows that they are very vulnerable to various environmental changes. They are also vulnerable because of low level health, education and skill, as well as lack of information, financial and means of production accesses; therefore, they have low capacity for adapting. In fact, they create their own adaptation strategies, including optimizing nonfisheries products, developing any grants and programs provided by the government or other stakeholders, as well as using their traditional networks to fulfill their basic needs. Keywords: fishermen, adaptation, climate change Perubahan iklim (climate change) sebagai dampak dari pemanasan global (global warming), telah menjadi bahan pembicaraan di berbagai forum, baik di tingkat nasional, regional, maupun di tingkat internasional. Dampak luas perubahan iklim terhadap kelangsungan hidup makluk di bumi, telah menarik perhatian orang dari berbagai kalangan masyarakat, para akademisi, pegiat lingkungan yang tergabung dalam lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan pejabat pemerintah terkait yang terlibat dalam perumusan kebijakan. Indonesia sebagai negara kepulauan yang terdiri dari 17000 pulau dan panjang pantai 81.000 km, memiliki tingkat kerentanan yang tinggi. Komunitas nelayan adalah salah satu kelompok masyarakat yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim. Pertanyaannya, bagaimana strategi nelayan Tanjung Berakit Bintan Kepulauan Riau menghadapi perubahan iklim yang terjadi pada tahun-tahun terakhir ini? Penelitian terhadap masalah itu dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif melalui wawancara mendalam, pengamatan dan diskusi terbatas kepada para nelayan dan para pihak lain yang terlibat dalam kehidupan para nelayan di Tanjung Berikat itu. Penelitian telah menemukan bahwa kehidupan mereka sangat rentan terhadap berbagai bentuk fenomena perubahan lingkungan. Mereka juga memiliki tingkat kerentanan yang tinggi akibat berbagai keterbatasan yang membelit dirinya, seperti rendahnya tingkat kesehatan, rendahnya tingkat pendidikan dan keterampilan, terbatasnya akses informasi yang dapat menolong dirinya, terbatasnya modal finansial, terbatasnya kepemilikan dan penguasaan aset produksi, kesemuanya telah berkontribusi terhadap rendahnya kemampuan adaptasi nelayan. Berbagai strategi menghadapi kerentanan itu dilakukan dengan cara, yaitu mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya laut selain ikan, mengembangkan secara maksimal bantuan dan program yang diberikan pihak pemerintah dan pihak lain, dan memanfaatkan jaringan tradisional dalam menjaga pemenuhan kebutuhan mereka mereka, walaupun masih sebatas pemenuhan kebutuhan pokok. Kata kunci: nelayan, adaptasi, perubahan iklimDownloads
References
Anonim. (2015). Profil Desa Tanjung Berakit, 2015.
-----------. (2015). Monografi Desa Tanjung Berakit, 2015.
-----------. (2015). Laporan Tahunan 2015, UPTD Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bintan.
Barnett, Jon. (2001). Adapting to Climate Change In Pacific Island Countries the Problem of Ancertainty, World Development, 29 (6).crossref
Chambers, Robert. (1987). Pembangunan Desa Mulai Dari Belakang, LP3ES, Jakarta.
Dedy Supriadi Adhuri, dkk. (2014). “Membangun Dari Bawah: Strategi Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim Komunitas Pesisirâ€, dalam Membangun Strategi Adaptasi Perubahan Iklim, Pusat Penelitian Geoteknologi–LIPI, Bandung.
Gallopin, Gilberto C. (2006). Linkages Between Vulnerability, Resilience and Adaptive Capacity, Global Environmental Change 16.crossref
IPCC. (2007). Climate Change 2007 Sinthesis Raport. Contributions of Warking Groups I, II, and III to the Fourth Asessment Report of the Intergavermental Panel On Climate Change. IPCC, Geneva, Switzerland.
IPCC–TGICA. (2007). General guidelins on the use of scenario data for climate impact and adaptation assessment. Version, 2 Prepared by. T.R Carter on behalf of the intergovernmental Panel on Climate Change, task Group on Data and Scenario Support for Impact and Climate Assessment. http://bakohumas.kominfo.go.id/news.php?id=1 000, diakses 25 September 2016.
Kusnadi. (2002). Adaptasi dan Jaringan Sosial. Bandung: Humaniora Press.
Rachmawati, Laksmi & Purwaningsih, Srisunarti. (2014). “Indikator Sosial untuk Memahami Pengarusutamaan Adaptasi Untuk Peningkatan Resiliensi Pulau-Pulau Kecil, dalam Membangun Strategi Adaptasi Perubahan Iklim. Bandung: Pusat Penelitian Geoteknologi–LIPI.
Loekman, Soetrisno (1995). “Substansi Masalah Kemiskinan dan Kesenjanganâ€, dalam Kemiskinan dan Kesenjangan di Indonesia. Yogyakarta: Penerbit Aditya Media.
Mertz, Ole. (2009). Adaptation to Climate Change in Developing Countries, Environmental Management.crossref
Mubyarto. (1984). Nelayan dan Kemiskinan, Rajawali Press, Jakarta.
National Research Council. (2008). “Understanding and Responding to Climate Change: Hilighlights of National Academis Reports", 2008 Editions, The National Academies, dalam http://www, tribesandclimatechange.org/documents/ nccc.20110504229.pdf, diakses 29 September 2016.
Satria, Arif. (2002). Pengantar Sosiologi Masyarakat Pesisir. Jakarta: PT. Pustaka Cidesindo.
Sccot, James C. (1981). Moral Ekonomi Petani:Pergolakan dan Subsistensi di Asia Tenggara. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Zalaziewicz, T, M. J. Williams, M. (2009). “A Geological History of Climate Change“, dalam Letcher, T.M. (ed) Climate Change: Observed Impact on Planet Earth, Chap. 6. Amsterdam & Oxford: Elesvier.
Issue
Section
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- The copyright for articles in this journal is retained by the authors.
- Authors grant to the journal first publication rights and the right to distribute the article, including the journal's web site, online data bases and other similar forms.
- Authors agree to license their work according to Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.
- Articles published in JMB are free to use for non-commercial uses as long as the authors and the journal are attributed properly and the new creations are licensed under the indentical terms (license Creative Commons (CC BY-NC-ND 4.0).
- Authors retain the right to reproduce and distribute their articles in any format, without prior authorization, with the proper acknowledgment to the first publication.
- If the article contains copyright material owned by others, authors should obtain written permission from the copyright owner/s in order to reuse the material. Appropriate acknowledgment should be included.
- Authors are encouraged to post their article online (in institutional repositories, personal websites etc). Any such posting must include a reference and a link to the journal's website.
Penulis yang menerbitkan pada jurnal ini menyetujui ketentuan berikut:
- Hak cipta untuk artikel dalam jurnal ini disimpan oleh penulis.
- Penulis memberikan kepada jurnal hak publikasi pertama dan hak untuk mendistribusikan artikel, termasuk situs web jurnal, basis data online dan bentuk serupa lainnya.
- Penulis setuju untuk melisensikan karya mereka sesuai dengan Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.
- Artikel yang diterbitkan dalam JMB bebas digunakan untuk penggunaan non-komersial selama penulis dan jurnal dikaitkan dengan benar dan kreasi baru dilisensikan menurut istilah indentis (lisensi Creative Commons (CC BY-NC-ND 4.0).
- Penulis mempertahankan hak untuk mereproduksi dan mendistribusikan artikel mereka dalam format apa pun, tanpa izin sebelumnya, dengan pengakuan yang tepat untuk publikasi pertama.
- Jika artikel tersebut berisi materi hak cipta yang dimiliki oleh orang lain, penulis harus mendapatkan izin tertulis dari pemilik hak cipta untuk menggunakan kembali materi tersebut. Pengakuan yang tepat harus disertakan.
- Penulis didorong untuk memposting artikel mereka secara online (dalam repositori institusional, situs web pribadi dll). Setiap posting seperti itu harus menyertakan referensi dan tautan ke situs web jurnal.