KESENANGAN DAN OTORITAS KEAGAMAAN: SOSIALISASI ANTI-MUSIK DI INSTAGRAM
DOI:
https://doi.org/10.14203/jmb.v21i2.819Keywords:
kesenangan, otoritas keagamaan, Salafi, respons masyarakat Muslim, media sosialAbstract
Perdebatan tentang kesenangan merupakan isu lama dalam masyarakat Muslim yang masih populer hingga sekarang. Perdebatan ini tentu saja tidak dapat dilepaskan dari kelompok-kelompok Muslim seperti Salafi yang menyebarkan paham penentangan terhadap beragam bentuk dan praktik kesenangan. Berangkat dari pandangan Asef Bayat bahwa sosialisasi anti-kesenangan berkaitan erat dengan preservasi kuasa, tulisan ini memfokuskan perhatian pada reaksi masyarakat Muslim Indonesia terhadap sosialisasi anti-musik di media sosial Instagram oleh Salafi. Dari tagar #musikharam dan #hukummusik, perhatian kemudian diarahkan pada sosialisasi anti-musik yang dilakukan oleh tiga akun utama, yaitu, kajianislam, ikhwan_kendari, dan daeng_indonesia. Karakter dan pola sosialisasi khas yang ditunjukkan oleh masing-masing akun menghasilkan pemahaman yang beragam terhadap pola reaksi yang muncul. Permintaan argumen, musik islami, dan sejarah dakwah Walisongo, adalah tiga dari pola umum yang bisa dipahami dari semua respons yang ada. Dari ketiga pola reaksi tersebut, penulis berargumen bahwa sosialisasi anti-kesenangan bukan semata berkaitan erat dengan preservasi kuasa, melainkan juga berpotensi melemahkan otoritas yang mensosialisasikan itu sendiri, terutama bagi otoritas keagamaan dari figur-figur Salafi.
Downloads
References
Al-Atawneh, Muhammad. 2012. “Leisure and Entertainment (MalÄhÄ«) in Contemporary Islamic Legal Thought: Music and the Audio-visual Media.†Islamic Law and Society 19: 397–415. https://doi.org/10.1163/156851912X639932.
Bakti, Andi Faisal. 2018. “Media and Religion: Rodja TV’s Involvement in The Civil Society Discourse for Community Development.†Jurnal Komunikasi: Malaysian Journal of Communication 34 (3): 226–44. https://doi.org/10.17576/JKMJC-2018-3403-13.
Bayat, Asef. 2010. “Muslim Youth and the Claim of Youthfulness.†In Being Young and Muslim: New Cultural Politics in the Global South and North, diedit oleh Linda Herrera dan Asef Bayat, 27–47. Oxford: Oxford University Press.
———. 2013. Life as Politics: How Ordinary People Change the Middle East. 2 ed. Stanford, California: Stanford University Press.
Hasan, Noorhaidi. 2005. “Laskar Jihad: Islam, Militancy and the Quest for Identity in Post-New Order Indonesia.†Utrecht: Universiteit Utrecht.
———. 2010. “The Failure of the Wahhabi Campaign Transnational Islam and the Salafi Madrasa in Post-9/11 Indonesia.†South East Asia Research 18 (4): 675–705.
Hiariej, Eric. 2009. “The Politics of Becoming Fundamentalist in the Age of Consumer Culture.†Canberra: The Australian National University.
Husein, Fatimah, dan Martin Slama. 2018. “Online Piety and Its Discontent: Revisiting Islamic Anxieties on Indonesian Social Media.†Indonesia and the Malay World 46 (134): 80–93.
Iqbal, Asep Muhamad. 2017. “Cyber-Activism and the Islamic Salafi Movement in Indonesia.†Murdoch University.
Jahroni, Jajang. 2015. “The Political Economy of Knowledge: Salafism in Post Soeharto Urban Indonesia.†Boston University.
Lengauer, Dayana. 2018. “Sharing Semangat Taqwa: Social Media and digital islamic Socialities in Bandung.†Indonesia and the Malay World 46 (134): 5–23.
Makhasin, Luthfi. 2015. “The Politics of Contending Piety: Naqshabandi-Haqqani Sufi Movement and the Struggle for Islamic Activism in Contemporary Indonesia.†Canberra: The Australian National University.
Mason, Will. 2017. “The ‘Global Game’ in the Middle East: An Exploration of Islamic Opposition to the Sport of Football.â€
Nisa, Eva F. 2011. “Marriage and Divorce for the Sake of Religion: The Marital Life of ‘Cadari’ in Indonesia.†Asian Journal of Social Science 39 (6): 797–820. https://doi.org/10.1163/156853111X619238.
———. 2012. “Embodied Faith: Agency and Obedience among Face-veiled University Students in Indonesia.†The Asia Pacific Journal of Anthropology 13 (4): 366–81.
———. 2013. “The Internet Subculture of Indonesian Face-veiled Women.†International Journal of Cultural Studies 16 (3): 241–55.
———. 2018a. “Creative and Lucrative Daʿwa: The Visual Culture of Instagram amongst Female Muslim Youth in Indonesia.†Asiascape: Digital Asia 5: 68–99.
———. 2018b. “Social Media and the Birth of an Islamic Social Movement: ODOJ (One Day One Juz) in Contemporary Indonesia.†Indonesia and the Malay World 46 (134): 24–43.
Schwab, Wendell. 2015. “Islam, Fun, and Social Capital in Kazakhstan.†Central Asian Affairs 2: 51–70.
Shavit, Uriya, dan Ofir Winter. 2011. “Sports in Contemporary Islamic Law.†Islamic Law and Society 18 (2): 250–80. https://doi.org/10.1163/156851910X537784.
Solomon, Ariel Ben. 2014. “Salafi fatwas against watching World Cup spark uproar in Arab world.†The Jerusalem Post. 2014. https://www.jpost.com/middle-east/salafi-fatwas-against-watching-world-cup-spark-uproar-in-arab-world-361510.
Sunarwoto. 2013. “Dakwah Radio in Surakarta: A Contest for Islamic Identity.†In Islam in Indonesia: Contrasting Images and Interpretations, diedit oleh Jajat Burhanudin dan Kees van Dijk, 195–214. Amsterdam: Amsterdam University Press.
———. 2016. “Salafi Dakwah Radio: A Contest for Religious Authority.†Archipel: Études interdisciplinaires sur le monde insulindien 91: 203–30.
Sunesti, Yuyun, Noorhaidi Hasan, dan Muhammad Najib Azca. 2018. “Young Salafi-Niqabi and Hijrah: Agency and Identity Negotiation.†Indonesian Journal of Islam and Muslim Societies 8 (2): 173–97. https://doi.org/10.18326/ijims.v8i2.
Wahib, Ahmad Bunyan. 2017. “Being Pious Among Indonesian Salafis.†Al-Jami’ah: Journal of Islamic Studies 55 (1): 1–26. https://doi.org/10.14421/ajis.2017.551.1-26.
Wahid, Din. 2014. “Nurturing the Salafi Manhaj: A Study of Salafi Pesantrens in Contemporary Indonesia.†Universiteit Utrecht.
Weng, Hew Wai. 2018. “The Art of Dakwah: Social Media, Visual Persuasion and the Islamist Propagation of Felix Siauw.†Indonesia and the Malay World 46 (134): 61–79.
Published
Issue
Section
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- The copyright for articles in this journal is retained by the authors.
- Authors grant to the journal first publication rights and the right to distribute the article, including the journal's web site, online data bases and other similar forms.
- Authors agree to license their work according to Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.
- Articles published in JMB are free to use for non-commercial uses as long as the authors and the journal are attributed properly and the new creations are licensed under the indentical terms (license Creative Commons (CC BY-NC-ND 4.0).
- Authors retain the right to reproduce and distribute their articles in any format, without prior authorization, with the proper acknowledgment to the first publication.
- If the article contains copyright material owned by others, authors should obtain written permission from the copyright owner/s in order to reuse the material. Appropriate acknowledgment should be included.
- Authors are encouraged to post their article online (in institutional repositories, personal websites etc). Any such posting must include a reference and a link to the journal's website.
Penulis yang menerbitkan pada jurnal ini menyetujui ketentuan berikut:
- Hak cipta untuk artikel dalam jurnal ini disimpan oleh penulis.
- Penulis memberikan kepada jurnal hak publikasi pertama dan hak untuk mendistribusikan artikel, termasuk situs web jurnal, basis data online dan bentuk serupa lainnya.
- Penulis setuju untuk melisensikan karya mereka sesuai dengan Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.
- Artikel yang diterbitkan dalam JMB bebas digunakan untuk penggunaan non-komersial selama penulis dan jurnal dikaitkan dengan benar dan kreasi baru dilisensikan menurut istilah indentis (lisensi Creative Commons (CC BY-NC-ND 4.0).
- Penulis mempertahankan hak untuk mereproduksi dan mendistribusikan artikel mereka dalam format apa pun, tanpa izin sebelumnya, dengan pengakuan yang tepat untuk publikasi pertama.
- Jika artikel tersebut berisi materi hak cipta yang dimiliki oleh orang lain, penulis harus mendapatkan izin tertulis dari pemilik hak cipta untuk menggunakan kembali materi tersebut. Pengakuan yang tepat harus disertakan.
- Penulis didorong untuk memposting artikel mereka secara online (dalam repositori institusional, situs web pribadi dll). Setiap posting seperti itu harus menyertakan referensi dan tautan ke situs web jurnal.