Hibriditas Budaya dalam Ketoprak Dor

Authors

  • Suyadi Suyadi Balai Bahasa Sumatra Utara

DOI:

https://doi.org/10.14203/jmb.v21i2.817

Keywords:

ketoprak dor, cultural hybrid, overseas Javanese

Abstract

Ketoprak dor is a performing art that lives and develops in North Sumatra. Its appearance began with the sending of Javanese as contract workers for tea plantations. The transmigration of the kuli kontrak formed a new layer of society with the participation of existing social and cultural growth. They did their Javanese activities as usual before being sent as contract coolies, including throwing parties. From this party, there was a desire to make a ketoprak performance. This show is called the ketoprak dor. Based on this, the author conducted a ketoprak dor study in 2009 and 2012 using a semiotic approach by Morris (Zaimar, 2008). The author's semiotic review is done to facilitate the tracking of history and description of the ketoprak dor in North Sumatra Province. From the research that the authors did mention the ketoprak dor is almost extinct swallowed by the times. In fact, the ketoprak dor is actually no longer only owned by Javanese people, but has become the property of Deli Malays. Adapting Javanese people plus Malays who want to accept openness is a big capital of this cultural hybrid process.

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biography

Suyadi Suyadi, Balai Bahasa Sumatra Utara

SUYADI SAN lahir di Medan 29 September 1970. Dunia tulis-menulis digeluti sejak mengasuh majalah dinding sekolah, lalu mengirim tulisan berupa berita, reportase, cerita pendek, esai, dan sajak ke SKM Demi Masa, Harian Mimbar Umum, Analisa, Waspada, Bukit Barisan, Garuda, Medan Pos, Portibi, Andalas, Sumatera, Lampung Post, Republika, Seputar Indonesia, SKM Taruna Baru, SKM Bintang Sport dan Film, SKM Swadesi, serta Majalah Sastra Horison dan Majalah Gong. Sejumlah karya puisi, cerpen, esai, dan naskah dramanya serta menjadi editor di dalam buku-buku antologi : Puisi Koran Sabtu Pagi (kpe, Studio Seni Indonesia, 1993), Bumi (kp, Studio Seni Indonesia dan Forum Kreasi Sastra, 1994), Dalam Kecamuk Hujan (kp, Sanggar Kedai Sastra Kecil, 1997), Jejak (kp, Dewan Kesenian Sumatera Utara, 1998), Indonesia Berbisik (kp, Dewan Kesenian Sumatera Utara, 1999), Tengok (kp, Arisan Sastra, 2000), Muara Tiga (kpc, Dialog Utara IX Medan, 2000), Sankalakiri (kp, Dialog Utara X Thailand Selatan, 2003), Amuk Gelombang (kp, Star Indonesia Production, 2005), Ragam Jejak Sunyi Tsunami (kp, Balai Bahasa Medan, 2005), Jelajah : Kumpulan Puisi Ekologis (kp, Valentino Group, 2006), Potret Sastrawan Sumatera Utara (bb, Balai Bahasa Medan, 2006), Fungsi Tekstual dalam Wacana : Panduan menulis Rema dan Tema karya Prof. Amrin Saragih, M.A., Ph.D. (bt, Balai Bahasa Medan, 2007), Medansastra (kpcd, Dewan Kesenian Sumatera Utara, 2007), Urban Enam Penyair (kp, Laboratorium Sastra, 2009), Tanah Pilih (kp, Pemprov Jambi, 2008), Prosiding : Kumpulan Makalah Pertemuan Linguistik Utara ke-6 (bp, Balai Bahasa Medan, 2009), Akulah Musi (kp, Dewan Kesenian Sumatera Selatan, 2011), Sauk Seloko (kp, Dewan Kesenian Jambi, 2012), Aksara Kembali Bersemi (kp, Mitra, 2013), Tamsil Tanah Perca (kpc, Balai Bahasa Riau, 2014), Pasie Karam (kp, Dewan Kesenian Aceh Barat, 2016), Dentam Swarnadwipa (kpc, Palagan Press, 2016), Dokumentasi dan Catatan PKAB 2016 (bdk, Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Aceh Barat, 2016), Kopi 1.550 mdpl (kp, Aceh Culture Centre-Ruang SastraThe Gayo Institute, 2016), Ekofeminisme IV : Tanah, Air, dan Rahim Rumah (ke, Parahita Press, 2016), Kerling : Antologi Kritik/Esai Bahasa dan Sastra (ke, Balai Bahasa Yogyakarta, 2016), Puisi-puisi Munsi (kp, Badan Bahasa, 2017), Akulah Damai (kp, BNPT, 2017), Aceh Damai Negeriku (kp, Lapena, 2017), Syair, Syiar & Syar'i (kp, Rumah Seni Asnur, 2018), Sendja Djiwa Pak Budi (kp, Gerhana dan Generasi, 2018), Wangian Kembang : antologi puisi sempena konvensyen Penyair Dunia (kp, Kelantan,Malaysia, 2018), DKOKUK Tak Padam Diterpa Badai (kp, Obelia, 2018). Sedangkan buku tunggalnya adalah Sajak Burung Luka (kc, manuscrip, 1991), Yang Tersobek (kc, manuscrip, 1993), Kado Ulang Tahun 19 (kp, manuscrip, 1994), Telaah Drama : Konsep Teori dan Kajian (bt, GENERASI dan Mimbar Umum, 2004), Stilistika : Sebuah Pengenalan Awal (bt, GENERASI, 2005), Kejurnalistikan : Mengenal Seluk Beluk Jurnalistik (bt, GENERASI, 2008), Studi Teater : Sebuah Pengenalan Dasar (bt, Generasi, 2010), Drama : Konsep Teori dan Kajian (bt, Partama Mitra Lestari, 2013), Menguak Tabir Bahasa Jurnalistik (bt, Mitra, 2016), Masuk Kantong Pribadi : Kumpulan Naskah Drama Antikorupsi (bd, Mitra, 2016), Semiotika Teater Bangsawan (bt, Ombak, 2018). Sejumlah hasil penelitiannya diterbitkan dalam jurnal ilmiah kebahasaan dan kesastraan, baik terbit di dalam maupun luar Provinsi Sumatra Utara. Memeroleh gelar Sarjana Pendidikan pada Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP Medan dan Magister Sains Antropologi Sosial pada Program Parscasarjana Universitas Negeri Medan. Tahun 1995 mendirikan Teater GENERASI di Medan. Mengikuti berbagai kegiatan sastra dan teater di Indonesia dan Malaysia, seperti Latram Penerbitan Kampus Tingkat Pembina se-Indonesia di Bali, Pekan Seni Mahasiswa Tingkat Nasional di Bali dan Jakarta, Jambore Nasional Teater di Cibubur, Festival Nasional Teater di Bandung, Pertemuan Sastrawan Nusantara/Pertemuan Sastrawan Indonesia IX di Kayutanam, Seminar Persuratan Melayu Merentas Negara di Pulau Pinang, Pertemuan Penyair Nusantara di Palembang dan Jambi, Revitalisasi Budaya Melayu di Tanjungpinang, Temu Sastrawan Indonesia di Jambi, Teater Kala Sumatera di Lampung dan Padangpanjang, Silaturahmi Dewan Kesenian se-Indonesia di Jakarta dan Malang, Musyawarah Nasional HISKI di Surabaya, Kompetisi Teater Indonesia Mengenang WS Rendra di Surabaya, Diklat Teknis Peneliti dan Pengelolaan Jurnal Elektronik di Bogor, Forum Peneliti di Yogyakarta, Bimbingan Teknis Seni Pertunjukan di Jakarta, Diklat Sastra Lisan di Yogyakarta, Kongres Kesenian Indonesia III di Bandung, Temu Penyair Delapan Negara di Banda Aceh, Temu Penyair Nusantara di Meulaboh, Musyawarah Nasional Sastrawan Indonesia di Jakarta, Pertukaran Kelompok Informasi Masyarakat Indonesia-Malaysia-Brunei di Kuala Lumpur, Seminar Nasional Kritik Sastra di Jakarta, Seminar Mastera di Jakarta, Konvensyen Penyair Dunia di Kelantan, Malaysia, dll. Namanya juga tercantum dalam Leksikon Susastra Indonesia (Balai Pustaka, 2000). Hingga kini menjadi Redaktur Budaya Harian Mimbar Umum, peneliti pada Balai Bahasa Sumatera Utara, dan dosen di program studi Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU). Alamat Rumah : Jalan Garu II-B Gang Musolah Nomor 58-A Medan 20147 Telepon/WhatsApp : 08126520983 Alamat Surat Elektronik : suyadisan@yahoo.com dan suyadisan12@gmail.com Laman : www.suyadi-san.blogspot.com Rekening Bank : a.n. SUYADI, S.Pd., M.Si. BRI Unit Simpang Limun Medan No. Rek. 5327-01-011995-53-0

References

Barth, Fredrik (ed). (2000). Ethnic Groups and Boundaries. Terjemahan Nining I. Soesilo, “Kelompok Etnik dan Batasannyaâ€. Jakarta : Universitas Indonesia

Berger, Arthur Asa. (2000). Signs in Contemporary Culture : An Introduction to Semiotics, terjemahan M. Dwi Marianto, Sunarto Tanda-tanda dalam Kebudayaan Kontemporer. Yogyakarta : Tiara Wacana.

Fadilla, Rahmadani (2019). Perantau Minang di Yogyakarta : Studi Pendekatan Hibriditas Pedagang Kaki Lima Malioboro. Universitas Gajah Mada, 2018. Diunduh dari etd.repository.ugm.ac.id, Kamis 4 Juli 2019

Humaedi, M. Alie. (2013). Budaya Hibrid Masyarakat Cirebon. Jurnal Humaniora Vol. 25 No. 3 Tahun 2013. https://jurnal.ugm.ac.id/jurnal-humaniora/article/view/3540/3036. Diunduh Kamis, 4 Juli 2019

Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi V (2019), versi luring. Jakarta: Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan

Moleong, Lexy J. (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remadja Rosda Karya

Pelly, Usman dkk (ed). (1987). Konflik dan Persesuaian : Bunga Rampai Perubahan Sosial dan Antropologi Pendidikan. Jakarta : Proyek Pola Pengembangan Kependudukan dan Lingkungan Hidup Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup

Pelzer, Karl J. (1985). Toean Keboen dan Petani : Politik Kolonial dan Perjuangan Agraria. Jakarta : Sinar Harapan

San, Suyadi. (2018). Semiotika Teater Bangsawan. Yogyakarta : Ombak

San, Suyadi. (2008). Berkenalan dengan Teater. Medan : GENERASI

San, Suyadi. (2006). Semiotika dalam Kritik Teater Indonesia. Jurnal Medan Makna Edisi Nomor 3 Tahun 2006. Medan : Balai Bahasa Medan

Satoto, Soediro. (1994). Teater sebagai Sistem Tanda dalam Seni Pertunjukan Indonesia. Jurnal Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia. Jakarta : MSPI dan Gramedia

Setiawan, Ikwan. (2019). Hibriditas Budaya dalam Lintasan Perspektiof (1). http;//metatimoer.or.id/2016/12/11/ hibriditas-budaya-dalam-lintasan-perspektiof / diunduh Kamis, 4 Juli 2019

Sumardjo, Jacob. (1992). Perkembangan Teater Modern dan Sastra Drama Indonesia. Bandung: Citra Aditya Bakti

Suroso, Panji. (2012). Ketoprak Dor di Helvetia. Medan : Unimed Press

Suryadmaja, Gading. (2009). Ketoprak Dor : Refleksi Kerinduan Akan Tanah Jawa. (Sebuah Catatan Tentang Eksistensi Ketoprak Dor Cipto Budoyo Kelurahan Helvetia Timur, Kecamatan Helvetia, Kota Medan, Sumatra Utara). Laporan riset. Surakarta : ISI

Suyadi. (2008). Peran Orang Jawa dan Cina dalam Keruangan Kota Medan : Sebuah Studi Antropologi tentang Penataan dan Pengembangan Kota Medan. Tesis. Medan : Progran Pascarsarjana Universitas Negeri Medan

Teeuw, A. (1984). Sastera dan Ilmu Sastera : Pengantar Teori Sastera. Jakarta : Gramedia Poustaka Utama

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia, ed. 3. Jakarta : Balai Pustaka

Zaimar, Okke K.S. (2008). Semiotik dan Penerapannya dalam Karya Sastra. Jakarta : Pusat Bahasa

Published

2019-11-08

Issue

Section

ARTICLES