LANGUAGE AND RELIGION: THE USE OF LANGUAGE IN CHRISTIAN LITURGY ON SOME BORDER AREAS OF INDONESIA
DOI:
https://doi.org/10.14203/jmb.v20i3.593Keywords:
language, sociolinguistics, religion, Christianity liturgy, church, border areaAbstract
In sociolinguistic perspective, the language use could be studied in various domains. One of them is religious domain. The use of language in religious practice, in this case Protestant Christianity in areas where the research location is relatively uniform from one place to another. Bahasa Indonesia (BI) is the dominant language in all liturgy elements. In six areas studied Indonesian hegemony is very strong, not only on state activities and education, but also on religious activities, especially Protestant Christianity. Meanwhile, local languages or local languages fill only a few liturgical elements within a limited scope, ie at 'sermons' and 'chants and choirs'. In some cases, however, the use of local languages can occur during most of these religious occasions, for example in the ceremony of thanksgiving (new gratefulness of the rice). This paper aims to explain the language use in Christianity, especially in some churches in some border areas of Indonesia namely in Alor (East Nusa Tenggara), South Sorong (West Papua), Halmahera (North Maluku), Nunukan-Sebatik (North Kalimantan), Enggano (Bengkulu), and Banda Aceh (Aceh). The data provided is based on the field researches during 2005 – 2014 (for the areas of Alor, South Sorong, Halmahera, dan Nunukan-Sebatik) and it has been enriched by related current secondary data. Meanwhile, on Enggano and Banda Aceh use respectively the data collected in 2015 and 2016. Dalam perspektif sosiolinguistik, pemakaian bahasa dapat dikaji dalam berbagai ranah. Salah satu ranah di antaranya yaitu agama. Pemakaian bahasa dalam praktik keagamaan, dalam hal ini Kristen Protestan di daerah-daerah yang menjadi lokasi penelitian relatif seragam dari satu tempat ke tempat yang lain. Bahasa Indonesia (BI) merupakan bahasa dominan dalam semua elemen liturgy. Pada enam daerah yang diteliti hegemoni bahasa Indonesia sangatlah kuat, tidak hanya pada kegiatan-kegiatan kenegaraan dan pendidikan, tetapi juga pada kegiatan-kegiatan keagamaan, khususnya agama Kristen Protestan. Sementara itu, bahasa daerah atau bahasa lokal hanya mengisi beberapa elemen liturgi saja dalam lingkup terbatas, yakni pada saat ‘khotbah’ dan ‘nyanyian dan koor’. Kendatipun demikian, pada beberapa kasus tertentu pemakaian bahasa lokal dapat terjadi pada hampir sepanjang acara keagamaan tadi, misalnya dalam acara ibadah pengucapan syukur (syukuran padi baru). Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan pemakaian bahasa dalam liturgi Kristen khususnya pada beberapa gereja di wilayah perbatasan Indonesia yakni di Alor (Provinsi Nusa Tenggara Timur), Sorong Selatan (Provinsi Papua Barat), Halmahera (Provinsi Maluku Utara), Nunukan-Sebatik (Provinsi Kalimantan Utara), Enggano (Provinsi Bengkulu) dan Banda Aceh (Provinsi Aceh). Data yang digunakan didasarkan pada penelitian yang dilaksanakan selang tahun 2005 – 2014 (untuk wilayah Alor, Sorong Selatan, Halmahera, dan Nunukan-Sebatik) dan dilengkapi juga dengan data sekunder terkini. Sementara itu wilayah Enggano dan Aceh masing-masing menggunakan data 2015 dan 2016.Downloads
References
Abineno, J. L. Ch. 2015. Unsur-Unsur Liturgia: yang Dipakai Gereja-gereja di Indonesia. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Aritonang, J. S. and Karel Steenbrink. 2008. A History of Christianity in Indonesia. Brill: Leiden and Boston.
BPS – Statistics of Alor Regency. 2014. Alor Regency in Figures. Kalabahi: BPS.
BPS – Statistics of South Sorong Regency. 2016. South Sorong Regency in Figures. Teminabuan: BPS.
BPS – Statistics of West Halmahera Regency. 2014. West Halmahera Regency in Figures. Jailolo: BPS.
BPS – Statistics of Nunukan Regency. 2016. Nunukan Regency in Figures. Nunukan: BPS.
BPS – Statistics of Enggano Regency. 2016. North Bengkulu Regency in Figures. Enggano: BPS.
BPS – Statistics of Banda Aceh. 2016. Banda Aceh City in Figures. Banda Aceh: BPS.
Crystal, David. 1966. “Language and Religionâ€, in Sheppard, Lancelot (Ed.), Twentieth Century Catholicism. New York: Hawthorn Books, 11-28.
Ekorusyono. 2013. Mengenal Budaya Enggano. Yogyakarta: Baku Litera.
Hisyam. M. 2012. Vitalitas Bahasa Pagu. Jakarta: Gading Inti Prima.
_________. 2013. Pemertahanan Bahasa Pagu. Jakarta: Gading Inti Prima.
_________. 2014. Strategi Perlindungan dan Pembinaan Bahasa Pagu. Jakarta: Gading Inti Prima.
Humaedi, M Alie and Sudiyono. 2014. Bahasa Kafoa 1 (Buku Pembelajaran Bahasa Kafoa Setempat di Alor, NTT untuk SD Kelas 1-3). Jakarta: Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Humaedi, M. Alie (ed.). 2014. Strategi Pelestarian Bahasa dan Budaya Kafoa: Sistem Sosial Budaya dan Kebijakan. Jakarta: Gading Inti Prima.
___________________. 2013. Mekanisme Internal Pelestarian Bahasa dan Budaya Kafoa. Jakarta: PMB-LIPI dan Gading Inti Prima.
___________________. 2012. Dari Studi Ekologi ke Pemertahanan Bahasa Kafoa di Alor, Nusa Tenggara Timur. Jakarta: Gading Inti Prima.
Ibrahim, Gufran Ali. 2009. Metamorfosa Sosial dan Kepunahan Bahasa. Ternate: Lembaga Penerbitan Universitas Khairun.
Katubi, Ninuk Kleden-Probonegoro, and F.A. Datang. 2004. Bahasa dan Kebudayaan Hamap: Kelompok Minoritas di Alor. Jakarta: PMB-LIPI.
Katubi, Ninuk Kleden-Probonegoro, and Fanny Henry Tondo. 2005. Identitas Etnolinguistik Orang Hamap: Kode Etnisitas dan Bahasa Simbol. Jakarta: LIPI Press.
_______________. 2006. Identitas Etnolinguistik Orang Hamap dalam Perubahan. Jakarta: LIPI Press.
Katubi, Ninuk Kleden-Probonegoro, Fanny Henry Tondo, and Imelda. 2007. Identitas Etnolinguistik Orang Hamap: Divergensi dan Konvergensi. Jakarta: LIPI Press.
Kleden, Ninuk, Imelda, and Fanny Henry Tondo. 2010. Ekologi Bahasa di Wilayah Pesisir. Jakarta: LIPI Press.
_______________. 2013. Etnografi Kebahasaan dan Kebudayaan: Memahami Eksistensi Bahasa Gamkonora. Jakarta: LIPI Press.
_______________. 2013. Ekologi untuk Pemertahanan Bahasa Gamkonora. Jakarta: PMB-LIPI & Gading Inti Prima.
Lewis, M. Paul, Gary F. Simons, dan Charles D. Fennig (eds). 2016. Ethnologue: Languages of the World, Nineteenth edition. Dallas, Texas: SIL International. Online version: http://www.ethnologue.com. Diakses tanggal 26 April 2017.
Masinambow, E.K.M. 1976. Konvergensi Etnolinguistis di Halmahera Tengah: Sebuah Analisa Pendahuluan. Disertasi. Universitas Indonesia.
_____________ (Ed). 1983. Halmahera dan Raja Ampat Sebagai Kesatuan Majemuk: Studi-Studi Terhadap Suatu Daerah Transisi. Jakarta: LEKNAS LIPI.
_________________. 1995. Bahasa Indonesia dan Bahasa Daerah: Kajian-kajian Tentang Persebaran Penggunaan Bahasa di Indonesia. Proyek Pengkajian Dinamika Sosial Budaya Dalam Proses Industrialisasi, LIPI.
Napping, at.al. 2013. Halmahera Utara: Sejarah Perkembangan Peradaban di Bumi Hibualamo. Makassar: Yayasan Bina Generasi.
Patji, A. R. (ed.) 2014. Bahasa, Kebudayaan, dan Pandangan Hidup tentang Kebahasaan Masyarakat Etnik (Lokal) Kafoa di Alor, Nusa Tenggara Timur. Jakarta: LIPI Press.
Retnowati, Endang & M. Azzam Manan. 2014. Identifikasi Bahasa dan Kebudayaan Etnik Minoritas Kao. Jakarta: LIPI Press.
Retnowati, Endang. 2013. Pemertahanan Bahasa dan Kebudayaan Etnik Kao untuk Perencanaan Kebijakan. Jakarta: PMB-LIPI & Gading Inti Prima.
Suganda, Azis at.al. 2016. Peran Kebudayaan dan Bahasa dalam Konteks Keutuhan NKRI: Kasus Aceh. Jakarta: Gading Inti Prima.
Tim Balai Bahasa Banda Aceh. 2012. Inilah Bahasa-Bahasa di Aceh.
Tim Penulis. 2012. Sejarah Sosial Kesultanan Ternate. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Wardiat, at al . 2009. Partisipasi Publik dalam Pelayanan Dasar. Jakarta: LIPI Press.
Yoder, Brendon E. 2012. Introduction to the Enggano Audio Recordings. University of North Dakota.
Published
Issue
Section
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- The copyright for articles in this journal is retained by the authors.
- Authors grant to the journal first publication rights and the right to distribute the article, including the journal's web site, online data bases and other similar forms.
- Authors agree to license their work according to Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.
- Articles published in JMB are free to use for non-commercial uses as long as the authors and the journal are attributed properly and the new creations are licensed under the indentical terms (license Creative Commons (CC BY-NC-ND 4.0).
- Authors retain the right to reproduce and distribute their articles in any format, without prior authorization, with the proper acknowledgment to the first publication.
- If the article contains copyright material owned by others, authors should obtain written permission from the copyright owner/s in order to reuse the material. Appropriate acknowledgment should be included.
- Authors are encouraged to post their article online (in institutional repositories, personal websites etc). Any such posting must include a reference and a link to the journal's website.
Penulis yang menerbitkan pada jurnal ini menyetujui ketentuan berikut:
- Hak cipta untuk artikel dalam jurnal ini disimpan oleh penulis.
- Penulis memberikan kepada jurnal hak publikasi pertama dan hak untuk mendistribusikan artikel, termasuk situs web jurnal, basis data online dan bentuk serupa lainnya.
- Penulis setuju untuk melisensikan karya mereka sesuai dengan Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.
- Artikel yang diterbitkan dalam JMB bebas digunakan untuk penggunaan non-komersial selama penulis dan jurnal dikaitkan dengan benar dan kreasi baru dilisensikan menurut istilah indentis (lisensi Creative Commons (CC BY-NC-ND 4.0).
- Penulis mempertahankan hak untuk mereproduksi dan mendistribusikan artikel mereka dalam format apa pun, tanpa izin sebelumnya, dengan pengakuan yang tepat untuk publikasi pertama.
- Jika artikel tersebut berisi materi hak cipta yang dimiliki oleh orang lain, penulis harus mendapatkan izin tertulis dari pemilik hak cipta untuk menggunakan kembali materi tersebut. Pengakuan yang tepat harus disertakan.
- Penulis didorong untuk memposting artikel mereka secara online (dalam repositori institusional, situs web pribadi dll). Setiap posting seperti itu harus menyertakan referensi dan tautan ke situs web jurnal.