DEKONSTRUKSI STEREOTIP EKSKLUSIVITAS ETNIS TIONGHOA DALAM CERPEN CLARA KARYA SENO GUMIRA AJIDARMA
DOI:
https://doi.org/10.14203/jmb.v20i1.586Keywords:
dekonstruksi, stereotip, eksklusivitas, TionghoaAbstract
Stereotip eksklusif etnis Tionghoa memunculkan sikap benci pribumi terhadap etnis Tionghoa. Puncak sikap benci ini ditandai dengan tragedi Mei 1998. Tragedi tersebut mengakibatkan kegundahan dalam diri para sastrawan, sehingga di era tersebut lahir beberapa karya sebagai bentuk representasi kegagalan pemerintah dalam mengatasi masalah SARA. Salah satu karya yang muncul adalah cerpen Clara karya Seno Gumira Adjidarma. Cerpen ini menarik untuk didiskusikan oleh peneliti dan praktisi karya sastra. Permasalahannya, bagaimana strategi yang digunakan tokoh Clara dalam mendekonstruksi stereotip eksklusif etnis Tionghoa? Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Teori yang digunakan untuk membahas masalah adalah teori sosiologi sastra dan identitas diri. Penelitian ini mengidentifikasi beberapa cara atau strategi yang dilakukan oleh tokoh Clara untuk mendekonstruksi stereotip eksklusivitas kaum Tionghoa. Cara tersebut adalah (1) Tokoh Clara lebih memilih untuk menjadi sosok yang nonesensialisme dan (2) Ia menjadi sosok yang inklusif dan nasionalis. Pengarang sendiri telah memposisikan Clara dalam pusaran realitas sosial politik yang dialami masyarakat Tionghoa di Indonesia pada umumnya. The exclusive Chinese-Indonesian ethnic stereotype triggered hatred on Chinese-Indonesian ethnic. The climax of the hatred was marked by the “Tragedy of May†in 1998. The tragedy drove anxiety among writers, so in the era some literary works were born as the representation of government's failure to solve the ethnic problem. One of them was short story titled Clara by Seno Gumira Adjidarma. It has been widely discussed by literary researchers and practitioners. The problem of the study was dealing with what strategy used by the character of Clara in deconstructing the exclusive stereotype of Chinese-Indonesian ethnic. The method applied was descriptive by taking advantage of qualitative approach. The theory of sociology of literature and theory of identity were applied to discuss the problems. This study tried to identify some strategies performed by Clara to deconstruct the exclusivity of Chinese Indonesian stereotype. The strategies are (1) Clara is preferring to be a non-essentialist figure and (2) she is preferring to be an Inclusive- Nationalist. The author has positioned Clara in a situation of socio-political reality which is found out by Chinese society in Indonesia in general.Downloads
References
Abrams, M. H. (1976). The Mirror and The Lamp. London: Oxford University Press.
Afra, A. (2014). Mei Hwa dan Sang Pelintas Zaman. Solo: Indiva Media Kreasi.
Ailiyawati, N. (2006). Skripsi Partisipasi Politik Etnis Tionghoa Pada Pemilihan Presiden I di Kota Bandar Lampung. Universitas Lampung, Bandar Lampung.
Ajidarma, S. G. (1999). Iblis Tidak Pernah Mati (Pertama). Yogyakarta: Galang Press.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Chudori, L. S. (2012). Pulang. Jakarta: Gramedia.
Damono, S. D. (1997). Sosiologi Sastra: Suatu Pengantar Ringkas. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Depdikbud. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Dhani, A. (2016). Rasisme Terhadap Etnis Tionghoa dari Masa ke Masa. Retrieved August 9, 2017, from https://tirto.id/rasisme-terhadap-etnis-tionghoa-dari-masa-ke-masa-bZQN
Eagleton, T. (2002). Marxisme dan Kritik Sastra. Yogyakarta: Sumbu.
Fitriani, N. (n.d.). Kajian Dekonstruksi Derrida dalam cerpen “Malaikat Juga Tahu†Dewi Lestari. Retrieved July 8, 2015, from http://nfitrianipit.blogspot.co.id/2015/07/kajian-dekonstruksi-derrida-dalam.html
Hall, S. (1997). Cultural Identity and Diaspora. In K. Woodward (Ed.), Identity and Difference (pp. 51–58). London, Thousand Oak, New Delhi: Sage Publication in Association with The Open University.
Kuntowijoyo. (1987). Budaya dan Masyarakat. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.
Mahayana, M. S. (2001). Akar Melayu Sistem Sastra & Konflik Ideologi di Indonesia & Malaysia. Magelang: Indonesiatera.
Mendatu, A. (2004). Prasangka Etnik. Retrieved August 17, 2017, from http://achmantomendatu.blogspot.co.id/2014/07/prasangka-etnik.html
Rahmawati, T., & Wahyudi, I. (2013). Keberbedaan Stereotip Etnis Tionghoa pada “Gelang Giok Naga.†Skripsi Program Studi Indonesia, FIB, UI. Retrieved from lib.ui.ac.id/naskahringkas/2016-04/S53348-Triana Rahmawati
Ratna, N. K. (2002). Paradigma Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ratna, N. K. (2004). Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra dari Strukturalisme Hingga Postrukturalisme: Perspektif Wacana Naratif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Revida, E. (2006). Interaksi Sosial Masyarakat Etnik Cina dengan Pribumi di Kota Medan Sumatera Utara. Jurnal Harmoni Sosial, 1, 23–27. Retrieved from http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/15293
Samovar, Larry A., dkk. (2010). Komunikasi Lintas Budaya. Jakarta: Salemba Humanika.
Sunarto. (2009). Televisi, Kekerasan, dan Perempuan. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.
Sungkowati, Y. (2009). Hubungan Etnis Jawa dan Tionghoa dalam Novel Tunggak-Tunggak Jati. Diksi, UNY, 16. Retrieved from https://journal.uny.ac.id/index.php/diksi/article/view/6568. crossref
Suryadinata, L. (2005). Pemikiran Politik Etnis Tionghoa Indonesia. Jakarta: LP3ES.
Todorov, T. (1993). Tata Sastra. Jakarta: Djambatan.
Published
Issue
Section
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- The copyright for articles in this journal is retained by the authors.
- Authors grant to the journal first publication rights and the right to distribute the article, including the journal's web site, online data bases and other similar forms.
- Authors agree to license their work according to Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.
- Articles published in JMB are free to use for non-commercial uses as long as the authors and the journal are attributed properly and the new creations are licensed under the indentical terms (license Creative Commons (CC BY-NC-ND 4.0).
- Authors retain the right to reproduce and distribute their articles in any format, without prior authorization, with the proper acknowledgment to the first publication.
- If the article contains copyright material owned by others, authors should obtain written permission from the copyright owner/s in order to reuse the material. Appropriate acknowledgment should be included.
- Authors are encouraged to post their article online (in institutional repositories, personal websites etc). Any such posting must include a reference and a link to the journal's website.
Penulis yang menerbitkan pada jurnal ini menyetujui ketentuan berikut:
- Hak cipta untuk artikel dalam jurnal ini disimpan oleh penulis.
- Penulis memberikan kepada jurnal hak publikasi pertama dan hak untuk mendistribusikan artikel, termasuk situs web jurnal, basis data online dan bentuk serupa lainnya.
- Penulis setuju untuk melisensikan karya mereka sesuai dengan Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.
- Artikel yang diterbitkan dalam JMB bebas digunakan untuk penggunaan non-komersial selama penulis dan jurnal dikaitkan dengan benar dan kreasi baru dilisensikan menurut istilah indentis (lisensi Creative Commons (CC BY-NC-ND 4.0).
- Penulis mempertahankan hak untuk mereproduksi dan mendistribusikan artikel mereka dalam format apa pun, tanpa izin sebelumnya, dengan pengakuan yang tepat untuk publikasi pertama.
- Jika artikel tersebut berisi materi hak cipta yang dimiliki oleh orang lain, penulis harus mendapatkan izin tertulis dari pemilik hak cipta untuk menggunakan kembali materi tersebut. Pengakuan yang tepat harus disertakan.
- Penulis didorong untuk memposting artikel mereka secara online (dalam repositori institusional, situs web pribadi dll). Setiap posting seperti itu harus menyertakan referensi dan tautan ke situs web jurnal.