Peran Pemerintah, Kapitalis, dan Netters dalam Mengontrol Media (Analisis terhadap Studi Media di LIPI)

Authors

  • Nina Widyawati Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan LIPI

DOI:

https://doi.org/10.14203/jmb.v19i3.547

Keywords:

Studi Media, Kontrol, Pemerintah, Kapitalis, Netters, Media Research, Government, Controlled, Capitalists

Abstract

Studi media di LIPI berjalan seiring dengan isu-isu yang hangat di jamannya. Dimulai tahun 1976 ketika pemerintah Orde Baru ingin menggunakan televisi sebagai alat pembangunan. Pemerintah memutuskan untuk memiliki Sistem Komunikasi Satelit Domestik agar siaran televisi bisa diakses oleh seluruh masyarakat Indonesia. Akses televisi yang luas dirancang untuk mempertahankan status quo dengan cara menyiarkan keberhasilan pemerintah. Kenyataannya televisi tidak hanya memiliki dampak positif, tetapi juga menimbulkan dampak negatif. Oleh karena itu, sejak akhir pemerintahan Orde Baru sampai awal runtuhnya Orde Baru, LIPI banyak melakukan studi media effect menggunakan pendekatan kuantitatif. Setelah Orde Baru runtuh, sistem pemerintahan juga berubah dari sentralistis menjadi desentralistis. Media juga tumbuh menjadi institusi yang lebih demokratis. Pada saat yang sama, kapitalisasi media berkembang pesat. Industri media dikusasi oleh kapitalis dan hal ini kemudian berpengaruh kepada kebijakan dalam menentukan konten. Berkembanglah studi-studi kritis seperti ekonomi politik media dan analisis wacana kritis. Ketika TIK berkembang, peran kapitalis dalam mengontrol konten mulai digeser oleh netters. Pada era ini, LIPI melakukan studi tentang masyarakat jaringan. Dengan demikian, pola perkembangan studi media di LIPI tidak jauh berbeda dengan yang terjadi di Amerika dan Eropa. Perubahan suatu rezim berpengaruh terhadap peran media yang pada akhirnya mempengaruhi tema studi. Bedanya, studi di LIPI lebih lambat antara 10-20 tahun dari perkembangan studi di Amerika dan Eropa.ngontrol konten mulai digeser oleh netters. Pada era ini LIPI melakukan studi tentang masyarakat jaringan. Dengan demikian pola perkembangan studi media di LIPI tidak jauh berbeda dengan yang terjadi di Amerika dan Eropa. Perubahan suatu rejim berpengaruh terhadap peran media yang pada akhirnya mempengaruhi tema studi. Bedanya studi di LIPI lebih lambat antara 10-20 tahun dengan perkembangan studi di Amerika dan Eropa. Research about Media at LIPI goes hand in hand with the important issues of the era. Started in 1976 when the New Order Government wanted to use television for development tools. The government built Sistem Komunikasi Satelit Domestik (Domestic Satellite Communications System) for television to be able to be accessed by all Indonesian. On the one hand, television access is designed to maintain the status quo by broadcasting the success of the government, but on the other hand, there are negative impact. Therefore, started from the end of the New Order Government until the beginning of the fall, LIPI conducted media effect studies with quantitative approach. The fall of New Order has changed the system from centralized to decentralized, consequently, the media has also grown into a more democratic one. At that time, capitalization of media industry begins to flourish, as an effect the media industry is exploited by the capitalist which able to influence the policy by determining the content. This era, media research at LIPI employs critical approach such as the political economy of media and critical discourse analysis. When ICT develops the role of capitalist in controlling content, began to be shifted by netters, LIPI conducts studies about network society. Thus, the pattern of media research in Indonesia is not much different from that occurred in America and Europe. The change of a regime influences the role of the media that ultimately affects the theme of the study. The difference of media study in LIPI is 10 to 20 years slower in comparison with similar study in America and Europe.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Armando, Ade. (2011). Televisi Jakarta Diatas Indonesia, Kisah Kegagalan Sistem Televisi Berjaringan di Indonesia. Yogyakarta : Bentang Pustaka.

Baran, Stanley dan Davis, Dennis K. (2000). Mass Communication Theory. Foundations,Ferment, and Future. Ontario : Wadsworth Thomson Learning.

Castells, Manuel. (2010a). The Rise of the Network Society Second Edition with a New Preface. West Sussex: Wiley-Blackwell.

Hall, Stuart. (1993). Encoding, Decoding dalam During, Simon(ed) The Cultural Studies Reader. London : Routledge.

Hanim, Masayu (ed) . (2005). Persepsi Masyarakat Terhadap Tayangan Pornografi, Kekerasan & Mistik di Televisi. Jakarta : LIPI Press.

Hanim, Masayu (ed). (2006). Dampak Tayangan Pornografi, Kekerasan & Mistik di Televisi. Jakarta : LIPI Press.

Hanim, Masayu (ed). (2007). Media Literacy Sebagai Upaya Mengatasi Dampak Negatif Media Televisi. Jakarta : PMB-LIPI.

Hidayat, Dedy N. (2000). Pers Dalam Kontradiksi Kapitalisme Orde Baru dalam Hidayat, Dedy N, Gazali, Effendi, Suwardi, Harsono, S.K. Ishadi (eds.) Pers dalam “Revolusi Mei†Runtuhnya Sebuah Hegemoni. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Hidayat, Dedy N. (2008). Perkembangan Ilmu dan Ilmuwan Komunikasi dalam Manusia Komunikasi, Komunikasi Manusia.Jakarta : P.T. Kompas Media Nusantara.

Mc Nair, Brian. (2003). Introduction to Political Communication. London : Routledge. crossref

Mosco, Vincent. (2009). The Political Economy of Media. London : Sage. crossref

Muchtar, Rusdi (Ed). (1995). Dampak Media Transnasional Terhadap Masyarakat : Pengaruh Film Asing Televisi Terhadap Orang Muda.Jakarta : PMB-LIPI.

Muchtar, Rusdi (ed).(1996). Dampak Media Transnasional Terhadap Masyarakat di Indonesia : Pengaruh Film Asing di Televisi Terhadap Gaya Hidup di Medan, Surabaya dan Ujung Pandang.Jakarta : PMB-LIPI.

Neuman, Lawrence W. (2006). Social Research Methods. Quantitative Approaches. Boston : Pearson International Edition.

Rogers, Everett, M. ( 1994). A History of Communication Study.A Biographical Approach. New York : The Free Press.

Santoso, Widjajanti, M.(ed) . (2009). Internet & Kemiskinan, Pergerakan Telecenter di Jawa. Jakarta : LIPI Press.

Santoso, Widjajanti, M.(ed). (2010). Suara Kita, Internet Masuk Desa Tantangan & Harapan.Jakarta : LIPI Press.

Santoso, Widjajanti, M (ed). (2011). Cyberdemokrasi, Wacana Korupsi: Kasus Cicak & Buaya.Jakarta : LIPI Press.

Smythe, Dallas. (1995). On the Audience Commodity and Its Work dalam Barret, Oliver Boyd and Newbold, Christ (eds) Approaches to Media, A Reader. London : Arnold.

Widyawati , Nina (ed). (1997). Dampak Media Transnasional Terhadap Masyarakat di Indonesia : Pengaruh Film Televisi Terhadap Integrasi Nasional. Jakarta : PMB-LIPI.

Widyawati, Nina (ed). (1998). Dampak Media Transnasional Terhadap Masyarakat di Indonesia : Pengaruh Film Asing Televisi Terhadap Kenakalan Remaja. Jakarta : PMB-LIPI.

Widyawati, Nina (ed). (2000). Pers Daerah Menyongsong Otonomi & Desentralisasi. Jakarta : PMB-LIPI.

Widyawati, Nina (ed). (2009). Analisis Framing Terhadap Political Talk di Media Massa pada Pemilihan Umum Legialatif 2009.Jakarta : LIPI Press.

Widyawati, Nina (ed). (2009). Cyberdemocracy Perkembangan Kontemporer Demokrasi di Indonesia, Kasus Pemilu 2009. Jakarta : LIPI.

Widyawati, Nina (ed). (2010). Cyber Demokrasi, Wacana Emansipatoris dalam Pemilihan Presiden 2009. Jakarta : P2KK-LIPI.

Published

2018-02-28

Issue

Section

ARTICLES