TULUDE: ANTARA MODERNITAS DAN TRADISI MASYARAKAT PULAU MARORE
DOI:
https://doi.org/10.14203/jmb.v19i3.489Keywords:
Pulau Marore, Perbatasan, Ketahanan Sosial Budaya, Tulude, Marore Island, boundary, cultural resilienceAbstract
Pulau-pulau kecil terluar di Indonesia merupakan wilayah yang rentan dalam menghadapi hambatan dan tantangan yang berasal dari internal maupun eksternal. Perlu perlakuan khusus bagi wilayah tersebut terutama yang berbatasan dengan negara lain. Pulau Marore menjadi salah satu Pulau kecil terluar di sisi Utara Indonesia yang berbatasan langsung dengan Filipina. Sebagai pintu gerbang aktivitas tradisional dan internasional, Pulau Marore tak luput dari terpaan arus globalisasi. Tulisan ini mengkaji mengenai ketahanan sosial budaya masyarakat perbatasan di Pulau Marore yang dilihat dari kemampuan masyarakat menghadapi hambatan/tantangan secara internal dan eksternal. Pengumpulan data dilakukan dengan studi lapangan dan wawancara dengan masyarakat Marore. Temuan lapangan menunjukkan bahwa ketahanan sosial masyarakat Marore terbilang rentan karena memiliki keterbatasan dalam penguasaan modal alam, infrastruktur, sumber daya manusia dan perekonomian. Akan tetapi, ketahanan budaya masyarakat Marore tetap terjaga melalui suatu tradisi leluhur yang hingga kini masih dipegang teguh oleh masyarakat Sangir yakni tradisi tulude. The outermost small islands in Indonesia face an internal or external obstacles and challenges. Special treatment is needed for the islands bordering with other country. Marore Island became one of the outermost small island in the North side of Indonesia, which is directly adjacent to the Philippines. As the gates of traditional and international activities, Marore Island did not escape the onslaught of globalization. This article examines the social and cultural resilience in the border of Marore Island, seen from the ability of people facing barriers/challenges internally and externally. Data was conducted with field observation and in-depth interviews. The result show that despite Marore society has limitations in infrastructure, socio-economic, and human resources, Marore's cultural resilience is maintained through an ancestral tradition which is still firmly held by the Sangir community, namely “Tulude†tradition.Downloads
References
Adger, W.N. “Social And Ecological Resilience: Are They Related?†Progress in Human Geography 24, no. 3 (2000): 347–64. crossref
Al-Rodhan, Nayef R.F. Definitions of Globalization: A Comprehensive Overview and a Proposed Definition. Geneva Centre for Security Policy, 2006.
Bunting, Stuart W. Principles of Sustainable Aquaculture Promoting Social, Economic and Environmental Resilience. London and New York: Routledge, 2013. crossref
Giddens, Anthony. The Consequencies of Modernity. UK: Polity Press, 1990.
Kebijakan Pelestarian Dan Pengembangan Kebudayaan. Jakarta: Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, 2004.
Keck, Markus, and Patrick Sakdapolrak. “What Is Social Resilience? Lessons Learned and Ways Forward.†Erdkunde 67, no. 1 (2013): 5–19. doi:10.3112/erdkunde.2013.01.02. crossref
“Kepulauan Marore Dalam Angka 2015.†Kabupaten Kepulauan Sangihe, 2015.
Kristianto, Adi Budi. “Transignifikansi (Perubahan Makna) Kue Tamo Dalam Upacara Tulude: Suatu Upaya Inkulturasi Liturgi Atas Budaya Sangir,†n.d. http://www.academia.edu/9145093/Transignifikasi_Kue_Tamo_dalam_Upacara_Tulude.
Kristoferson, L., P. O’Keefe, and J. Soussan. “Energy In Small Island Economies.†Ambio 14, no. 4–5 (1985): 242–44.
Retnowati, Endang, ed. Ketahanan Budaya Dan Globalisasi Di Indonesia: Studi Kasus Industri Makanan Dari Negara Industri Maju Di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Jakarta: LIPI Press, 2007.
Smyntyna, Olena. “Cultural Resilience Theory As An Instrument Of Modeling Human Response To Global Climate Change. A Case Study In The North-Western Black Sea Region On The Pleistocene-Holocene Boundary.†RIPARIA 2 (2016): 1–20. crossref
Soeratin, Aat, ed. Tepian Tanah Air, 92 Pulau Terdepan Indonesia ; Indonesia Bagian Tengah. Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2011.
Wahyono, Ary Dkk. Kontribusi Nelayan Kecil Dalam Ketahanan Pangan Ikan Di Masyarakat Pesisir. Jakarta: PT Gading Inti Prima, 2016.
Published
Issue
Section
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- The copyright for articles in this journal is retained by the authors.
- Authors grant to the journal first publication rights and the right to distribute the article, including the journal's web site, online data bases and other similar forms.
- Authors agree to license their work according to Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.
- Articles published in JMB are free to use for non-commercial uses as long as the authors and the journal are attributed properly and the new creations are licensed under the indentical terms (license Creative Commons (CC BY-NC-ND 4.0).
- Authors retain the right to reproduce and distribute their articles in any format, without prior authorization, with the proper acknowledgment to the first publication.
- If the article contains copyright material owned by others, authors should obtain written permission from the copyright owner/s in order to reuse the material. Appropriate acknowledgment should be included.
- Authors are encouraged to post their article online (in institutional repositories, personal websites etc). Any such posting must include a reference and a link to the journal's website.
Penulis yang menerbitkan pada jurnal ini menyetujui ketentuan berikut:
- Hak cipta untuk artikel dalam jurnal ini disimpan oleh penulis.
- Penulis memberikan kepada jurnal hak publikasi pertama dan hak untuk mendistribusikan artikel, termasuk situs web jurnal, basis data online dan bentuk serupa lainnya.
- Penulis setuju untuk melisensikan karya mereka sesuai dengan Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.
- Artikel yang diterbitkan dalam JMB bebas digunakan untuk penggunaan non-komersial selama penulis dan jurnal dikaitkan dengan benar dan kreasi baru dilisensikan menurut istilah indentis (lisensi Creative Commons (CC BY-NC-ND 4.0).
- Penulis mempertahankan hak untuk mereproduksi dan mendistribusikan artikel mereka dalam format apa pun, tanpa izin sebelumnya, dengan pengakuan yang tepat untuk publikasi pertama.
- Jika artikel tersebut berisi materi hak cipta yang dimiliki oleh orang lain, penulis harus mendapatkan izin tertulis dari pemilik hak cipta untuk menggunakan kembali materi tersebut. Pengakuan yang tepat harus disertakan.
- Penulis didorong untuk memposting artikel mereka secara online (dalam repositori institusional, situs web pribadi dll). Setiap posting seperti itu harus menyertakan referensi dan tautan ke situs web jurnal.