“BOBOTOH PERSIB” DAN KONSTRUKSI IDENTITAS DI ERA DIGITAL

Authors

  • Aulia Hadi, M.Sc Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan - LIPI

DOI:

https://doi.org/10.14203/jmb.v19i1.434

Keywords:

Bobotoh Persib, Sepak Bola, Pendukung, Digital, Identitas

Abstract

With more than 5 millions members, Bobotoh Persatuan Sepak Bola Indonesia Bandung (Persib) seems to be the greatest football fandom in Indonesia. This paper draws the dynamics of Bobotoh Persib from the 1990s to the 2000s focusing on the identity construction in the digital era. This paper argues that Bobotoh Persib does not only provide opportunity to construct a collective identity rooted to the place (i.e. Bandung), but also ethnicity (i.e. being sundanese). Results show that the digital era provides a greater space for Bobotoh Persib to (re)negotiate who they are. Here, Bobotoh Persib (re)construct a project identity representing the local sundanese, the migrants in Bandung and the Persib fandom in general, who are connected with the global society. Dengan lebih dari 5 juta anggota, Bobotoh Persatuan Sepak Bola Indonesia Bandung (Persib) tampaknya menjadi pendukung tim sepak bola terbesar di Indonesia. Tulisan ini menggambarkan dinamika Bobotoh Persib dari tahun 1990-an hingga tahun 2000-an dengan berfokus pada konstruksi identitas di era digital. Tulisan ini berargumen bahwa Bobotoh Persib tidak saja memberikan ruang bagi terciptanya sebuah identitas yang mengakar pada tempat (Bandung), tetapi juga etnisitas (kesundaan). Era digital memberikan ruang yang lebih luas bagi Bobotoh Persib untuk menegosiasikan kembali dirinya. Bobotoh Persib di era digital me(re)konstruksi sebuah identitas proyek yang merepresentasikan orang sunda lokal, pendatang di Kota Bandung, maupun pendukung Persib secara umum, yang terhubung dengan masyarakat global.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Aji, R.N. Bayu. (2010). Tionghoa Surabaya dalam Sepak Bola. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Altruism, Y. (2014). Bus Bobotoh Hancur Dilempari Jakmania. Diunduh dari http://www.kompasiana.com/yoezron/bu s-Bobotoh-hancur-dilempari- jakmania_54f94022a33311f1068b4b04.

Anderson, B. (1983). Imagined Communities. London & New York: Verso.

Aweuu. (Tanpa Tahun). Sejarah Berdirinya “Flower City Casual (FCC)â€. Diunduh dari http://www.kaskus.co.id/thread/ 5254ac6bfcca17504f000004/sejarah-berdirinya -quotflower-city-casualquot-fcc/pada 1 September 2016.

Bahri, A.P. Saeful. (2015). The Bombs Berubah Jadi Yayasan (5 Januari). Diunduh dari http://bola.inilah.com/read/detail/216746 3/the-bombs-berubah-jadi-yayasan pada 1 September 2016.

Bairner, A. (2009). National sports and national landscapes: In defence of primordialism. National Identities, 11 (3), 223-239. crossref

Best Football (Soccer) Clubs of 2015. Diunduh dari http://www.thetoptens.com/2015-football-soccer-clubs/ pada 1 Agustus 2016.

Brown, A. (Ed.). (2002). Fanatics! Power, Identity, and Fandom in Football. London & New York: Routledge.

Castells, M. (2010). The Power of Identity 2nd Edition. Malden & Oxford: Wiley-Blackwell.

Cerulo, K.A. (1997). Identity construction: New issues, new directions. Annual Review of Sociology, 23, 385-409. crossref

Daniel, W. (2012). Punya 5.3 juta fans, Persib pede jual saham di bursa. Diunduh dari http://finance.detik.com/read/2012/03/13 /143228/1865986/6/punya-53-juta-fans- persib-pede-jual-saham-di-bursa (13 Maret) pada 1 Agustus 2016.

Demi Tiket Persib, Bobotoh Asal Garut Ngendong di Bandung. (2015). Diunduh dari http://www.republika.co.id/berita/ sepakbola/liga-indonesia/15/10/18/ nwdozq348-demi-tiket-persib-Bobotoh-asal-garut-ngendong-di-bandung pada 1 September 2016.

Dilight. (Tanpa Tahun). Hooligan Eropa Tanah Sunda (Flower City Casuall). Diunduh

dari http://www.kaskus.co.id/thread/ 514fc31905346a5904000004/hooligan-eropa-tanah-sunda-flowers-city-casuall/ pada 1 September 2016.

Erianto, D. (2016). Persib nyawa “Bobotohâ€. Diunduh dari http://print.kompas.com/ baca/2016/03/16/Persib-Nyawa-Bobotoh (16 Maret) pada 1 April 2016. Fanpage Flower City Casual. (Tanpa Tahun). About Story. Diunduh dari https://www. Facebook.com/pg/Flower-City-Casual-457378564290031/about/?ref=page_ internal pada 1 September 2016.

Guschwan, M. (2013). Review of Football Fascism and Fandom: The UltraS of Italian Football. Sociology of Sport Journal, 30, 223-226. crossref

Hamkamijaya, Denny. (2012). Damailah Bobotoh. Diunduh dari http://www. kompasiana.com/dehamka/damailah-Bobotoh_551aabeda33311 eb21b6 5917 pada 1 September 2016.

Hanifan, A.F. & Herfiyana, N. (2014). Persib Undercover. Bandung: Tiga Buku.

Hardi, E.P. (2014). Persib vs Persipura, 6000 Bobotoh serbu Palembang. Diunduh dari http://m.tempo.co/read/news/2014/11/06 /099619933/Persib-Vs-Persipura-6000-

Bobotoh-Serbu-Palembang (6 November) pada 1 Agustus 2016.

Hobsbawm, E. (1983). Introduction: Inventing traditions. Dalam E. Hobsbawm & T. Ranger (Eds.). The Invention of Tradition (hlm. 1-14). Cambridge: Cambridge University Press.

Horsley, R. (2005). Men’s Lifestyle Magazines and the Construction of Male Identity (Doctoral Dissertation). University of Leeds, Leeds. Diunduh dari http://www. artlab.org.uk/horsley-phd.pdf pada 1 Agustus 2016.

Jenkins, R. (2008). Social Identity 3rd Edition. Oxon & New York: Routledge.

Kennedy, E.S. (2014). Sepak Bola Seribu Tafsir. Yogyakarta: Indie Book Corner.

Knijnik, J. (2016). Imagining a multicultural community in an everyday football carnival: chants, identity and social resistance on Western Sydney terraces. International Review for the Sociology of Sport. 1-19.

Kristanto, A.B. (2015). Musim Sang Juara. Bandung: Tatali News Cooperation Publishing.

Kristanto, A.B. (2016). Sejarah singkat Persib Bandung dari masa ke masa. Pikiran Rakyat (30 Maret). Diunduh dari

http://www.pikiran-rakyat.com/persib/ 2016/03/30/365288/sejarah-singkat-persib-bandung-dari-masa-ke-masa.

Lee, T.K. (2008). Constructing Consumerist Masculinites: Men’s Lifestyle Magazines in Contemporary China. Makalah disampaikan dalam 17th Biennial Conference of the Asian Studies Association of Australia in Melbourne (1-3 Juli). Diunduh dari http://artsonline. monash.edu.au/mai/files/2012/07/tracykl ee.pdf pada 1 Agustus 2016.

McFarland, A. (2007). Building a mass activity: Fandom, class and business in early Spanish football. Soccer & Society, 8 (2-3), 205-220. crossref

Muse, E. (2011). ‘The event of space: Defining place in a virtual landscape’. dalam A. Ensslin & E. Muse (Eds.). Creating Second Lives: Community, Identity and Spatiality as Constructions of the Virtual. New York & London: Routledge.

Nuralam, C. (2014). 5 Bentrokan terakhir Jakmania dan Viking. (bolaliputan6. com, 9 Agustus). Diunduh dari http://bola.liputan6.com/read/2088594/5 -bentrokan-terakhir-jakmania-dan-viking pada 10 Agustus 2016.

Perdana, P.P. (2014). Ridwan Kamil minta Bobotoh seluruh dunia berkumpul. Diunduh dari http://regional.kompas. com/read/2014/11/16/18384521/Ridwan. Kamil.Minta.Bobotoh.Seluruh.Dunia.Be rkumpul. Pada 1 Agustus 2016.

Perkasa, P. Aditya. (2015). Ultras BF33 Pendukung Persib Tiru Gaya Suporter Italia. Diunduh dari https://www. merdeka.com/sepakbola/ultras-bf33-pendukung-persib-tiru-gaya-suporter-italia.html (23 November) pada 1 September 2016.

Pilz, Gunter A. & Wölki-Schumacher, F. (2010). Overview of the ultra culture phenomenon in the council of Europe member states in 2009. International Conference on Ultras (18 January) yang diselenggarakan oleh Council of Europe. Diunduh dari http://www.coe.int/t/dg4/ sport/Source/T-RV/T-RV_2010_03_

EN_background_doc_Prof_PILZ.pdf pada 1 September 2016. Rappler. (2016). 3 Klub Sepak Bola Terbesar di Indonesia. (Rappler.com, 17 November). Diunduh dari http://www.rappler.com/ indonesia/olahraga/152777-klub-sepak-bola-terbesar-indonesia.

Redhead, S. (2009). Hooligan writing and the study of football fan culture: Problems and possibilities. Nebula 6 (3), 16-41.

Sasiereun Sabeunyeureun Pikeun Sunda. (2013).

Kamus Basa Sunda (Bobontot-Boléd). Diunduh dari http://sasieureun-sabeunyeureun-pikeun-sunda.blogspot. co.id/2013/04/kamus-basa-sunda-bobontot-boled.html pada 1 Agustus 2016.

Satjadibrata, R. (1954). Kamus Sunda. Jakarta:

Balai Poestaka.

Satjadibrata, R. (2011). Kamus Sunda-Indonesia.

Bandung: Kiblat Buku Utama.

Shobe, H. (2008). Place, identity and football: Catalonia, Catalanisme and Football Club Barcelona, 1899–1975. National Identities, 10 (3), 329-343. crossref

Stone, C. (2007). The role of football in everyday life. dalam S. Brown (Ed.). Football Fans around the World: From Supporters to Fanatics (hlm. 7-22). New York: Routledge.

Stone, C. (2007). The Role of Football in Everyday Life. Soccer & Society, 8 (2-3), 169-184. crossref

Sufiyanto, T. (2015). Ini Sembilan Suporter Fanatik di Indonesia. (bola.com, 15 Juli). Diunduh dari http://www.bola.com/ dunia/read/2273751/ini-sembilan-suporter-fanatik-di-indonesia.

Tapscott, D. (2009). Grown Up Digital. Jakarta:

PT Gramedia Pustaka Utama.

Taufik, M. (2012). Bobotoh elemen penting

Persib. Diunduh dari http://soccer. sindonews.com/read/693525/58/Bobotoh -elemen-penting-persib-1354417057(2 Desember) pada 1 Agustus 2016.

Triastopo, Y. (2015). Berjayalah the Bombs Sukabumi (2 Januari). Diunduh dari http://bola.inilah.com/read/detail/217359 7/berjayalah-the-bombs-sukabumi pada 1 September 2016.

Who is Persib Bandung… And Why Are They Ranked Number One. Diunduh dari http://www.thetoptens.com/best-football-soccer-club/5374.asp pada 1 Agustus 2016.

Wisata Bandung. (2014). Di Balik Peran Bobotoh: Persib sebagai Kebanggaan, Harga Diri, dan Hati. Diunduh dari http://www.wisatabdg.com/2015/02/me maknai-makna-Bobotoh-sebagai.html pada 1 Agustus 2016.

Yadi, Irvan Beka. (2012). Sejarah Lahirnya Viking Persib Fans Club. Diunduh dari http://www.viva.co.id/bola/read/322273-sejarah-lahirnya-viking-persib-fans-club (7 Juni) pada 1 September 2016.

Published

2017-06-20

Issue

Section

ARTICLES