PREFACE JMB VOL. 22 NO. 2 2020

Authors

  • Redaksi JMB

DOI:

https://doi.org/10.14203/jmb.v22i2.1116

Keywords:

Preface, vol.22 no.2 2020

Abstract

Saya sedang membaca kembali buku karya John Urry “Sociology Beyond Societies”(1), mencari rele­ vansi bagi perubahan yang sekarang ini terjadi. Buku tersebut mengkritik pendekatan sosiologi dengan memasukkan elemen penting yang mengubah masyarakat. Mengkritik dan mempertanyakan seperti yang dilakukan oleh Urry adalah hal yang biasa dilakukan para sosiolog. Dia secara khusus mempertnyakan apa yang disebut sebagai masyarakat. Mayoritas orang akan menggunakan kata masyarakat tanpa perlu mendefinisikannya sehingga penggunaannya bisa beragam dan juga sembarangan, misalnya masyarakat perkotaan, bedakah dengan komunitas di perkotaan, atau masyarakat Indonesia, samakah maknanya dengan penggunaan seperti orang Indonesia. Menurut Urry, yang membedakannya adalah mobilitas yang mengubah banyak hal, travelling, alat transportasi, dan lainnya membuat “masyarakat” menjadi entitas yang umum. Salah satu yang dibahas cukup mendalam di dalam buku tersebut adalah konsep “borders”. Mobilitas membuat batas­batas menjadi tidak jelas dan mengacu pada bangsa atau Negara. Lalu apa hubungannya dengan isi dari jurnal ini? Tentu ada, ketika terjadi mobilitas, apakah individu, komunitas, entitas harus ‘keukeuh’ pada pemahaman mereka sendiri, ataukah menerima kebiasaan yang sama sekali baru?
Perspektif Urry memberi konteks pada “borders”, sebagai makna yang berubah, di mana terdapat perubahan yang diperlihatkan di dalam beberapa artikel. Secara umum, tulisan jurnal pada edisi ini dapat dibagi atas pembagian tentang sosial dan budaya, walaupun perbedaannya bukan menjadi masalah, melainkan menunjukkan variasi yang diinginkan oleh jurnal. Masalah sosial berkaitan dengan mobilitas manusia dan kemudian tempatan yang berkaitan dengan kebiasaan, adat dan agama, teknologi, selain juga tentang gender.

Perubahan yang terjadi memiliki lintasan yang berbeda, dalam urutan yang acak namun memiliki kesamaan. Perubahan kontemporer ditunjukkan dengan teknologi dan munculnya pariwisata sebagai faktor perkembangan masyarakat. Perubahan lain adalah mencari kesamaan dan kepentingan bersama menjadi dasar, akan tetapi di dalam kaitannya dengan gender, perubahan yang terjadi mengarah pada norma patriarki. Dalam kaitannya dengan bagian budaya, berkaitan dengan bahasa dan sastra.

Kaitan erat dengan mobilitas manusia dan keberadaan teknologi juga mengubah hubungan sosial yang ada. Media sosial bukan lagi sekadar tempat mengalihkan ekspresi pribadi, melainkan juga ber­ makna jaring an. Kajian yang melihat media sosial menunjukkan bahwa medium ini berperan di dalam memunculkan karisma tokoh politik. Selama ini, karisma, yang dipahami dimiliki secara alamiah dan sebagai keahlian individual, dapat dibentuk dengan membuat tayangan yang menarik dan memperhatikan kelompok sasaran. Dalam hal yang berbeda, mobilitas telah membuat pariwisata sebagai sumber perkem­ bangan dan keuangan, di mana partisipasi masyarakat penting sebagai elemen kelompok. Pariwisata tidak melihat kemajuan individual, tetapi melihat banyak elemen, seperti potensi alam, serangkaian infrastruktur yang mendukung mobilitas, atraksi, site yang instragramable, penginapan yang khas, dan lainnya. Hal ini membutuhkan partisipasi masyarakat sehingga site yang dimaksud dapat dikembangkan secara maksimal.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Urry J. Sociology Beyond Societies. Sociology Beyond Societies. 2012.

Published

2020-11-06

Issue

Section

Editorials