MENJAGA SEHAT, MENJAGA ADAT PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL TUMPUROO DAN PELESTARIAN ADAT DI HUKAEA-LAEYA

Authors

  • Early Wulandari Muis BKKBN Provinsi Sulawesi Tenggara
  • Heksa Biopsi Puji Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara

DOI:

https://doi.org/10.14203/jmb.v22i3.1064

Keywords:

Tumpuroo, praktik pengobatan, menjaga adat, Hukaea-Laeya, pelestarian mantra

Abstract

The Hukaea-Laeya community has been established as a customic village inhabited by the ethnic of Mororene who still strongly believe in tumpuroo whose function is as a traditional healer. In terms of medical treatment, even until nowadays the people of Hukaea-Laeya still place a great trust in tumpuroo. The existence of tumpuroo is very closely related to the preservation of Moronenean traditional culture and health. This paper aimed to explain the traditional practices of tumpuroo with various values ​​and perspectives and their influence on the preservation of tradition, especially spells. The study was conducted with the ethnographic method in Hukaea-Laeya with data collection techniques through observation and in-depth interviews. From the data analysis, it could be explained that tumpuroo had a strategic role in protecting Moronenean's public health from illness and disease. On the other hand, tumpuroo also became important actors in the effort to preserve local wisdom stored in medical spells. Moreover, when the concept and worldview about health was also connected with the process of preserving customs related to ancestral spirits and the transcendental  figures. The social health role of the tumpuroo could be enhanced by the government to encourage the promotion and development of health based on the capacity of local communities.

 

Downloads

Download data is not yet available.

References

Ahyar F., F. (2017). Mantra Dukun Beranak dalam Persalinan Tradisional Masyarakat Bugis di Kabupaten Bulukumba: Kajian Antropolinguistik. Universitas Hasanuddin.

Andaya, L. Y. (2018). Water in the study of Southeast Asia. Kemanusiaan, 25, 21–38. https://doi.org/10.21315/kajh2018.25.s1.2

Barker, C. (2006). Cultural Studies Teori dan Praktik (H. Purwanto, Ed.). Yogyakarta: Kreasi Wacana.

Danandjaja, J. (1986). Folklor Indonesia. Jakarta: Grafitipers.

Daud, H. (2010). Oral Tradition in Malaysia. Wacana, 12(1), 181–200.

Fitrianti, Y. F. I. N. L. P. (2013). Peran Dukun Kampung Gayo dalam Kesehatan Ibu. In Tri Juni Angkasawati; Lestari Handayani; Agung Dwi Laksono (Ed.), Simpang Jalan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (pp. 13–30). Yogyakarta: Kanisius.

Gerungan, W. A. (1987). Psikologi Sosial. Bandung: Eresco.

Hastuti, H. B. P. & Muis, E. W. (2016). Syair Mo’odulele sebagai Strategi Lokal dalam Membentuk Pola Hidup Bersih dan Sehat di Tobu Hukaea-Laeya (Sebuah Wacana). In S. S. F. A. Hanan (Ed.), Prosiding Seminar Nasional Pemberdayaan Bahasa dan Sastra Daerah Sulawesi Tenggara dalam Membangun Karakter Masyarakat Multikultur (pp. 185–194). Kendari: Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara.

Hastuti, H. B. P. (2015). Ritual Adat Mo’ooli Suku Moronene. Kendari: Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara.

Herawati. (2015). Identitas Kultural dan Karakteristik Lisan Orang Kaili dalam Mantra Tamabunto. Kandai, 11(2), 161–175.

Humaedi, M. Alie (2018). Etnografi Pengobatan: Praktik Pengobatan dan Sugesti Masyarakat Adat Tau Taa Vana di Pedalaman Hutan Tojo Una-Una. Yogyakarta: LKiS.

Lori L Thayer. (2009). The Adoption of Shamanic Healing into The Biomedical Health Care System in The United States. University of Massachussets Amherts.

Lumenta, B. (1988). Penyakit, Citra Alam dan Budaya. Jakarta: Kanisius.

Muamar. (2019). Pengobatan Tradisional Monttapali pada Suku Moronene di Kecamatan Kabaena Selatan Kabupaten Bombana. Universitas Halu Oleo.

Muis, E. W. (2015). Adati Totongano Wonua: Identitas Moronene yang Tetap Lestari. In F. A. S. S. Hanan (Ed.), Pemertahanan Bahasa Daerah dalam Bingkai Keberagaman Budaya di Sulawesi Tenggara (Prosiding Kongres II Bahasa-Bahasa Daerah Sulawesi Tenggara (pp. 202–208). Kendari: Kantor Bahasa Provinsi Sulawesi Tenggara.

Muzaham, F. (1995). Memperkenalkan Sosiologi Kesehatan. Jakarta: Universitas Indonesia.

Ratna, N. K. (2011). Antropologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sinapoy, M. S. (2018). Kearifan Lokal Masyarakat Adat Suku Moronene dalam Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Halu Oleo Law Review, 2(2), 513. https://doi.org/10.33561/holrev.v2i2.4513

Suratmin &Siregar. (1991). Pengobatan Tradisional pada Masyarakat Bali. Yogyakarta: Kanisius.

Sudrajat, A., Surabaya, U. N., & Fahriani, A. A. (2017). REK 2015 Surga Dukun . Mama Biang di Negeri Poilaten ( Etnik Talaud ).

Togobu, D. M. (2018). Jurnal Kesehatan Masyarakat MENCARI PENGOBATAN DUKUN ( MA ’ SANRO ) Dian Mirza Togobu Departemen Epidemiologi , Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Tamalatea Makassar J-Kesmas Jurnal Kesehatan Masyarakat. 4(1).

Zulfa, V. (2016). Penyebab Masyarakat Memilih Melakukan Pengobatan ke Dukun (Studi Kasus di Kenegerian Batubasa, Jorong, Kecamatan Pariangan, Kabupaten Tanah Datar). STKIP PGRI Sumatera Barat.

Ahyar F., F. (2017). Mantra Dukun Beranak dalam Persalinan Tradisional Masyarakat Bugis di Kabupaten Bulukumba: Kajian Antropolinguistik. Universitas Hasanuddin.

Andaya, L. Y. (2018). Water in the study of Southeast Asia. Kemanusiaan, 25, 21–38. https://doi.org/10.21315/kajh2018.25.s1.2

Barker, C. (2006). Cultural Studies Teori dan Praktik (H. Purwanto, Ed.). Yogyakarta: Kreasi Wacana.

Danandjaja, J. (1986). Folklor Indonesia. Jakarta: Grafitipers.

Daud, H. (2010). Oral Tradition in Malaysia. Wacana, 12(1), 181–200.

Fitrianti, Y. F. I. N. L. P. (2013). Peran Dukun Kampung Gayo dalam Kesehatan Ibu. In Tri Juni Angkasawati; Lestari Handayani; Agung Dwi Laksono (Ed.), Simpang Jalan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (pp. 13–30). Yogyakarta: Kanisius.

Gerungan, W. A. (1987). Psikologi Sosial. Bandung: Eresco.

Hastuti, Heksa Biopsi Puji ; Muis, E. W. (2016). Syair Mo’odulele sebagai Strategi Lokal dalam Membentuk Pola Hidup Bersih dan Sehat di Tobu Hukaea-Laeya (Sebuah Wacana). In S. S. F. A. Hanan (Ed.), Prosiding Seminar Nasional Pemberdayaan Bahasa dan Sastra Daerah Sulawesi Tenggara dalam Membangun Karakter Masyarakat Multikultur (pp. 185–194). Kendari: Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara.

Hastuti, H. B. P. (2015). Ritual Adat Mo’ooli Suku Moronene. Kendari: Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara.

Herawati. (2015). Identitas Kultural dan Karakteristik Lisan Orang Kaili dalam Mantra Tamabunto. Kandai, 11(2), 161–175.

Lori L Thayer. (2009). The Adoption of Shamanic Healing into The Biomedical Health Care System in The United States. University of Massachussets Amherts.

Lumenta, B. (1988). Penyakit, Citra Alam dan Budaya. Jakarta: Kanisius.

Muamar. (2019). Pengobatan Tradisional Monttapali pada Suku Moronene di Kecamatan Kabaena Selatan Kabupaten Bombana. Universitas Halu Oleo.

Muis, E. W. (2015). Adati Totongano Wonua: Identitas Moronene yang Tetap Lestari. In F. A. S. S. Hanan (Ed.), Pemertahanan Bahasa Daerah dalam Bingkai Keberagaman Budaya di Sulawesi Tenggara (Prosiding Kongres II Bahasa-Bahasa Daerah Sulawesi Tenggara (pp. 202–208). Kendari: Kantor Bahasa Provinsi Sulawesi Tenggara.

Muzaham, F. (1995). Memperkenalkan Sosiologi Kesehatan. Jakarta: Universitas Indonesia.

Myer, L. (1998). Biodiversity conservation and indigenous knowledge: Rethinking the role of anthropology. Retrieved from Indigenous knowledge and development monitor website: http://www.iss.nl/ikdm/IKDM/IKDM/6-1/myer.html

Ratna, N. K. (2011). Antropologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sinapoy, M. S. (2018). Kearifan Lokal Masyarakat Adat Suku Moronene dalam Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Halu Oleo Law Review, 2(2), 513. https://doi.org/10.33561/holrev.v2i2.4513

Siregar, S. &. (1991). Pengobatan Tradisional pada Masyarakat Bali. Yogyakarta: Kanisius.

Sudrajat, A., Surabaya, U. N., & Fahriani, A. A. (2017). REK 2015 Surga Dukun . Mama Biang di Negeri Poilaten ( Etnik Talaud ).

Togobu, D. M. (2018). Jurnal Kesehatan Masyarakat MENCARI PENGOBATAN DUKUN ( MA ’ SANRO ) Dian Mirza Togobu Departemen Epidemiologi , Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Tamalatea Makassar J-Kesmas Jurnal Kesehatan Masyarakat. 4(1).

Zulfa, V. (2016). Penyebab Masyarakat Memilih Melakukan Pengobatan ke Dukun (Studi Kasus di Kenegerian Batubasa, Jorong, Kecamatan Pariangan, Kabupaten Tanah Datar). STKIP PGRI Sumatera Barat.

Published

2020-12-30

Issue

Section

ARTICLES