CITRA PENDIDIKAN TINGGI INDONESIA DALAM PERSPEKTIF ANTROPOLOGI (Sebuah Refleksi Struktural atas Dinamika Pembangunan)

Authors

  • Gregorius Neonbasu SVD

DOI:

https://doi.org/10.14203/jmb.v21i2.875

Keywords:

pendidikan tinggi, etik, emik, konteks, budaya akademik, masyarakat, pembangunan

Abstract

Abstraksi

Tulisan ini merupakan sebuah refleksi dari bidang Ilmu Antropologi terhadap praktek pendidikan kita selama ini di Indonesia. Terlebih analisis tertuju pada dunia pendidikan tinggi yang di satu sisi 'berbagai penelitian' seakan hanyalah diarahkan pada pendekatan etik¸dan kurang sekali memberi tekanan pada pola dan skema pendekatan emik. Seraya berlandas pada pelana Pulau Timor, atau Provinsi Nusa Tenggara Timur, pendulum tulisan ini akan bergerak bebas menuju sebuah telaahan yang lugas untuk mengkaji lebih dalam perspektif dunia pendidikan tinggi di Indonesia selama ini berkenaan dengan inbas dua sketsa pendekatan: etik dan emik.

            Titik tuju yang bakal menjadi ancaran dari tulisan ini adalah meng-kreasi sebuah pendekatan pendidikan tinggi yang dapat memberi kontribusi yang kondusif kepada setiap penghuni lembaga pendidikan tinggi agar mereka akhirnya menemukan jati dirinya untuk berjumpa dengan berbagai temuan dan budaya akademik mancanegara. Secara kultural, pola dan sistem serta skema pendidikan tinggi kita haruslah memberi sebuah landasan home principle yang kuat, agar pada gilirannya setiap 'warga kampus' dapat memiliki kemampuan untuk memasuki gelanggang pilgrim principle yang bertampang.

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biography

Gregorius Neonbasu SVD

Program Studi Ilmu Pemerintahan, FISIP Univeritas Katolik Widya Mandira Kupang, NTT

References

Abdullah, T. (2014). Kata Pengantar. Dalam Clifford Geertz Agama Jawa: Abangan, Santri,

Priyayi Dalam Kebudayaan Jawa (hal, vii-xviii). Jakarta: Penerbit Komunitas Bambu,

Agoes, Irid. (2011). Pemahaman antarbudaya: Jembatan Perdamaian Dunia. Dalam Jusuf Sutanto

(ed.). The Dancing Leader, Hening-Mengalir-Bertindak (hal. 712-716). Jakarta: Penerbit

KOMPAS.

Ataupah, H. (1990). Ekologi dan Jatidiri Sosial Suku Bangsa Meto di Timor Barat. PhD Thesis

Jakarta: Universitas Indonesia.

Bachtiar, Harsja W. (2014). The Religion of Java: Sebuah Komentar. Dalam Clifford Geertz

Agama Jawa: Abangan, Santri, Priyayi Dalam Kebudayaan Jawa (hal. 569-600) Jakarta:

Penerbit Komunitas Bambu

Budiman, A. (1986). “Manusia dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkah Lakunya Dalam

Teori-Teori Antropologi dan Sosiologiâ€, dalam Mencari Konsep Manusia Indonesia (hal. 35-

Jakarta: Penerbit Erlangga

Cacciari, C. (1993). The Place of Idioms in a Literal and Metaphorical World. Dalam C. Cacciari

and P. Tabossi (eds.) Idioms: Processing, Structure, and Interpreation (hal. 27-55). London:

Lawrence Erlbaum Associates Publishers.

Danandjaja, J. (1994). Folklor Indonesia, ilmu gosip, dongeng, dan lain-lain. Jakarta: Pustaka

Utama Grafiti.

Dundes, A. (1965). The Study of Folklore. Toronto: Prentice - Hall of Canada, Ltd.

Evans-Pritchard, E.E. (1940). The Nuer. Oxford: The Clarendon Press

Evans-Pritchard, E.E. (1951). Kinship and Marriage Among the Nuer. Oxford: The Clarendon

Press

Evans-Pritchard, E.E. (1956). Nuer Religion. Oxford: The Clarendon Press

Fox, James J. (1977). Roman Jakobson and the Comparative Study of Parallelism. Dalam Roman

Jakobson, Echoes of His Scholarship. Lisse: The Peter de Ridder Press.

Fox, James J. (1996). Panen Lontar, Perubahan Ekologi Dalam Kehidupan Masyarakat Pulau

Rote dan Sawu. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan

Fox, James J. (1997). Genealogis of The Sun and Moon: Interpreting the Canon of Rotinese

Ritual Chants. Dalam Koentjaranigrat dan Antropologi di Indonesia (hal. 321-330). Jakarta:

Yayasan Obor Indonesia

Fox, James J. (1997). Place and Landscape in comparative Austronesian perspective. Dalam J. J. Fox (ed.) The Poetic Power of Place, comparative perspectives on Austronesian ideas of locality

(hal. 1-15). Canberra: The Australian National University

Fox, James J. (1989). Category and Complement: Binary Ideologies and the Organization of

Dualism in Eastern Indonesia. Dalam D. Maybury-Lewis and Uri Almagor (eds.) The

Attraction of Opposites, Thought and Society in the Dualistic Mode (hal 33-55). Michigan:

The University of Michigan Press.

Fox, James J. (1998). Precedence in Practice Among the Atoni Pah Meto of Timor. Dalam

Lorraine V.Aragon and Susan D. Russell (eds.) Transformations, Order and Revision in

Indonesian and Malaysian Societies (hal. 3-36). Arizona State University: Program for

Southeast Asian Studies, Monograph Series Press

Gossen, Gary H. (1974). Chamulas in the World of the Sun, Time and Space in a Maya Oral

Tradition. Cambridge: Harvard University Press.

Geertz, C. (1968). Ethos, World-view and the Analysis of Sacred Symbols. Dalam A. Dundes

(ed.) Every Man his Way: Readings in Cultural Anthropology. New Jersey: Prentice-Hall Inc.

Hagerdal, H. (2012). Lords of the Land, Lords of the Sea, Conflict and Adaptation in early

Colonial Timor, 1600-1800, Leiden: Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde

(KITLV) Press.

Haviland, W.A. (1985). Antropology, (Terj. Antropologi, oleh R.G. Soekadijo). Jakarta: Penerbit

Erlangga

Joesoe, Daoed. (2011). Kualitas Pemimpin. Dalam Jusuf Sutanto (ed.). The Dancing Leader,

Hening-Mengalir-Bertindak (hal. 40-48). Jakarta: Penerbit KOMPAS.

Jolasa, Vincent J. (2011). Tarian Komunikasi Transformatif: Seni Mengawal Ruang Publik dan

Penyingkap 'Ruang Privat'. Dalam Jusuf Sutanto (ed.). The Dancing Leader, Hening-

Mengalir-Bertindak (hal. 100-123). Jakarta: Penerbit KOMPAS.

Jonassen, David H. (2011). Learning to Solve Problems, A Handbook for Designing Problem-

Solving Learning Environments. New York and London: Routledge Taylor and Francis Group

Kruyt, A. C. (1923). De Timoreezen. Dalam Bijdragen tot de taal-, land-, en volkenkunde van

Nederlandsch-Indie. LXXIX: 347-490.

Lewis, E.D. (2011). Nian Tana Lero Wulan dan Bapak Para Leluhur: Historiografi Kata-Kata

untuk Allah Dalam Sara Sikka. Dalam Paul Budi Kleden dan Robert Mirsel (Eds.) Menerobos

Batas, Merobohkan Prasangka, Jilid 2, Dialog Demi Kehidupan (hal. 121-149) Maumere:

Penerbit Ledalero (terj. oleh Yosef Maria Florisan).

Locher, G. W. (1956). Myth in a Changing World. Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde

Deel 112: 169-192.

Locher, G. W. (1978). Transformation and Tradition and Other Essays. The Hague: Martinus

Nijhoff.

McWilliam, A. R. (1996). Severed Heads That Germinate the State: History, Politics, and

Headhunting in Southeast Timor. Dalam J. Hoskins (ed.) Headhunting and the Social

Imagination of Southeast Asia (hal. 127-166). Stanford: Stanford University Press.

McWilliam, A. R. (1997). Mapping with Metaphor: Cultural Topographies in West Timor.

Dalam James J. Fox (ed.) The Poetic Power of Place, Comparative Perspective on

Austronesian Ideas of Locality (hal. 103-115). Canberra: The Australian National University.

McWilliam, A. R. (2002). Paths of Origin, Gates of Life, A study of Place and Precedence in

Southern Timor. Leiden: KITLV Press.

Middelkoop, P. (1960). Curse-Retribution-Enmity: as Data in Natural Religion, Especially in

Timor, Confronted with the Scripture. Amsterdam: Drukkerij en Uitgeverij Jacob van

Campen

Middelkoop, P. (1982). Atoni Pah Meto. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Miller, G.A., Philip N. Johnson-Laird (1976. Language and Perception. Cambridge: Harvard

University Press

Neonbasu, G. SVD. (1990). Hasae Ai Kakaluk: Ritus Pelantikan Pemimpin Perang pada

Masyarakat Fialaran, Belu Timor. Dalam P. Manehat and G. Neonbasu (eds.) Agenda Budaya

Pulau Timor 1 (hal. 120-129). Kupang: Provinsi SVD Timor.

Neonbasu, G. SVD (1997). Pengaruh Globalisasi dan Dampaknya bagi Pembangunan

Kepariwisataan di Nusa Tenggara Timur dan Timor Timur. Dalam F. Meak Parera and G.

Neonbasu (eds.) Sinar Hari Esok, Spektrum Sumber Daya Manusia, Pembangunan Kawasan

Timur Indonesia dari posisi NTT (hal. 181-197). Jakarta: Funisia.

Neonbasu, G. SVD (2007). Pandangan tentang Yang Ilahi (Dalam Perspektif Orang Biboki,

Timor Barat). Dalam Journal Litbangda NTT (hal. 39-54). Kupang July-September

Neonbasu, G. SVD (2008a). A Note on Fehalaran of Northern Tetun, a geographical Glimpse.

Dalam Lia Dadolin, Spreading the Word (160-189) Kupang, Vol I, No1 January.

Neonbasu, G. SVD (2008b). Human Rights and the Challenges (A Reflection from the Current

Period of Time). Dalam Aequitas Iuris (hal. 1-10). Journal of Law Faculty, the Catholic

University of Widya Mandira-Kupang, Vol 2, No 1 July.

Neonbasu, G. SVD (2009). Resolving Traditional Disputes, the Path for an appropriate

Development (A case study among Biboki people of west Timor-Indonesia). Dalam Aequitas

Iuris (hal. 13-35). Jurnal Fakultas Hukum UNIKA Widya Mandira Kupang, Vol 3 No 1, Juni.

Neonbasu, G. SVD (2010). Seeking Human Values Within Oral Tradition (A Case Study of the

People of Biboki [Atoni Pah Meto] Mourning Concept). Dalam Aequitas Iuris (hal. 162-86)

Jurnal Fakultas Hukum UNIKA Widya Mandira Kupang, Vol 4 No 1, Juni.

Neonbasu, G. SVD (2011a). Looking Beyond: An Academic Discourse within a Local

Perspective (A Case Study of Reading the Timorese Name). Dalam Aequitas Iuris (hal. 16-

. Jurnal Fakultas Hukum UNIKA Widya Mandira Kupang, Vol 5 No 1, Juni.

Neonbasu, G. SVD (2011b). Budaya Lokal pada Bingkai Pembangunan Bangsa. Dalam Ben

Mboi Liber Amicorum, Voor Ben Mboi, beermeester voor Velen (hal. 31-38) Jakarta: Penerbit

KOMPAS.

Neonbasu, G. SVD (2013a). An Outline of Humanity, A Travel Back into the Local Context.

Dalam Jurnal Anthropos (hal. 163-172) Seri 108, (1).

Neonbasu, G. SVD (2013b). Sebuah Agenda Untuk Mengkaji Timor (Refleksi Antropologis).

Dalam Gregor Neonbasu SVD, PhD (Penyunting) Kebudayaan, Sebuah Agenda Dalam

bingkai Pulau Timor dan Sekitarnya (hal 1-50) Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.

Neonbasu, G. SVD (2016). Citra Manusia Berbudaya, Sebuah Monografi tentang Timor dalam

perspektif Melanesia, Jakarta: Antara.

Nursam, M. (2008). Membuka Pintu bagi Masa Depan. Jakarta: Penerbit KOMPAS

Ormeling, J. (1957). The Timor Problem: a Geographical Interpretation of Underdeveloped

Island. Groningen: Martinus Nijhoff – 's-Gravenhage.

Pals, Daniel L. (1996). Seven Theories of Religion, (Dari Animisme E.B. Tylor, Materialisme

Karl Marx, hingga Antropologi Budaya C. Geertz), diterjemahkan tahun 2001 oleh Ali Noer

Zaman. Yogyakarta: Adipura

Parera, A. D. M. (1994). Sejarah Pemerintahan Raja-Raja Timor, diedit oleh Gregor Neonbasu

SVD. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Parera, Frans M. and G. Neonbasu, eds. (1997). Sinar Hari Esok, Spektrum SDM Kawasan

Timur Indonesia dari Posisi NTT. Jakarta: Funisia.

Schulte-Nordholt, H. G. (1971). The Political System of the Atoni of Timor. Den Haag: Martinus

Nijhoof.

Seda, Frans. (1996). Kekuasaan dan Moral. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia

Sutanto Jusuf. (2011). Epilog 3, Berguru pada Para Leluhur, 'Menemukan Alam Semesta di

Dalam Tepung Beras". Dalam Jusuf Sutanto (ed.). The Dancing Leader, Hening-Mengalir-

Bertindak (hal. 736-759). Jakarta: Penerbit KOMPAS.

Syam, Nur (2007). Madzhab-Madzhab Antropologi. YogyakartaL LKis

Traube, E. G. (1986). Cosmology and Social Life, Ritual Exchange Among the Mambai of East

Timor. Chicago: The University of Chicago Press.

Un Usfinit, A. (2003). Maubes Insana. Yogyakarta: Percetakan Kanisius.

Van Klinken, C. (2003). Metaphors We Judge By: Mediation in Wehali. Paper presented at The

International Conference on Traditional Conflict Resolution and Justice, Dili: Timor Leste.

Vansina, J. (1965: trans). Oral Tradition, A Study in Historical Methodology. London: Routledge

& Kegan Paul.

Vroklage, B. A. G. (1953). Ethnographie der Belu in Zentral-Timor. Leiden: E. J. Bill.

Weiming Tu. (2011). Rethinking the Human in an "Anthropocosmic"Vision. Dalam Jusuf

Sutanto (ed.). The Dancing Leader, Hening-Mengalir-Bertindak (hal. 259-261). Jakarta:

Penerbit KOMPAS.

Wibisono, Christianto. (2011). Manusia dan Tuhan Versi Infiniti. Nol. Dalam Jusuf Sutanto

(ed.). The Dancing Leader, Hening-Mengalir-Bertindak (hal. 67-81). Jakarta: Penerbit

KOMPAS.

Wijayanti, L. (2011). Merajut Cita Kemandirian Iptek Nasional. Dalam Jusuf Sutanto (ed.). The

Dancing Leader, Hening-Mengalir-Bertindak (hal. 499-516). Jakarta: Penerbit KOMPAS.

Woeden, F.A. van (1968). Types of social structure in eastern Indonesia (trans.) by R. Needham.

Koninklijk Instituut voor Taal-, Land – en Volkenkunde Translation Series, vol. 11. The

Hague: Martinus Nijhoff.

Zondervan, H. (1888). Timor en de Timoreezen. Tijdschrift Nederlands Aardrijkskundig

Gennotschap, 2nd series V: 339-416.

Published

2019-11-06

Issue

Section

ARTICLES