Akses dan Pengelolaan Sumber Daya Hutan Berbasis Kearifan Lokal pada Masyarakat di Kabupaten Manokwari

Authors

  • Robert Siburian Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.14203/jmb.v20i3.727

Keywords:

Akses, Sumberdaya Hutan, Masyarakat Adat, dan Kearifan lokal

Abstract

Hutan bagi masyarakat yang tinggal di Papua umumnya dan Kabupaten Manokwari khususnya, tidak lepas dari kehidupan mereka sehari-hari. Sebagai bagian dari masyarakat tradisional, hutan menjadi tempat hidup, tempat mencari makan, tempat bermain dan tempat belajar. Dengan kata lain, hutan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan sekaligus tempat terjadinya proses sosial budaya. Agar tujuan itu tercapai seiring keterlibatan berbagai pihak dalam pengelolaan sumber daya hutan, akses masyarakat lokal terhadap sumber daya hutan menjadi penting. Penanaman pengetahuan ekologi tradisional tentang sumber daya hutan harus tetap dilakukan agar kawasan hutan tetap terjaga. Hubungan hutan dengan masyarakat, praktek pengetahuan ekologi tradisional itu, dan akses masyarakat terhadap sumberdaya hutan yang dapat memberi pendapatan pada mereka, saya ulas dalam tulisan ini.

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biography

Robert Siburian, Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

References

BPS (2016). Manokwari Dalam Angka. Manokwari: BPS Kabupaten Manokwari.

BPS (2011). Manokwari Dalam Angka. Manokwari: BPS Kabupaten Manokwari.

BPS (2009). PDRB Kabupaten Manokwari. Manokwari: BPS Kabupaten Manokwari.

Berry, S. (1989). “Social institutions and access to resourcesâ€. Dalam Africa 59(1). Hlm.: 41-55.

Boissière, M. et al. (T.t). “Pentingnya sumberdaya alam bagi masyarakat lokal di Papuaâ€. Dalam Journal of Tropical Ethnobiology Volume I (2) : 76 – 95.

Charnley. S., dan M. R. Poe (2007). “Community forestry in theory and practice: where are we now?â€. Dalam Annual Review of Anthropology 36. Hlm.: 301-336.

Fedrik AP, R.A. Barkey, dan Daniel (Tt.) Faktor-faktor Penyebab Kerusakan Hutan dan Strategi Pengendaliannya (Studi Kasus pada Cagar Alam Pegunungan Cycloop Kabupaten Jayapura Provinsi Papua. Tanpa Penerbit.

Hastanti, B. W. dan I. Yeny (2009). “Strategi pengelolaan cagar alam Pegunungan Arfak menurut kearifan lokal masyarakat Arfak di Manokwari Papua Baratâ€. Dalam Info Sosial Ekonomi Volume 9 No. 1 Maret Th. 2009. Hlm.: 19-36

Hariyadi, R. (2010). “Papua benteng terakhir hutan tropis Indonesia (Edisi 2), dalam Buletin Kepala Burung, http://dhony-syach.blogspot.com/2010/12/papua-benteng-terakhir-hutan-tropis.html. (Akses tanggal 26 Juli 2012).

Hidayat, H. (2011). Bentuk Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Sumberdaya Hutan. Dalam Robert Siburian (Editor), Pengelolaan Sumber Daya Hutan: Dampak dan Manfaatnya bagi Masyarakat Lokal. Jakarta: Gading Inti Prima. Hlm.: 113-137.

Kottak, C.P. (2006). “The new ecological anthropologyâ€. Dalam N. Haenn dan R.R. Wilk (Editors) The Environment in Anthropology: A Reader in Ecology, Culture, and Sustainable Living. New York dan London: New York University Press. Hlm. 40-52

Kristianto, D. (2010). Kebijakan Pembaruan Agraria di Indonesia: “Studi Pilihan Kebijakan Landreform pada Pola Kepemilikan LahanKomunal. Tesis Program Pascasarjana Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia.

Kristanti, E.Y. (2009). “Warga Tuntut Ganti Rugi Tanah 75 Triliunâ€, dalam http://Viva News Edisi 28 Agustus 2009 (Akses tanggal 6 Agustus 2012).

Lekito, K., O.P.M. Matani, et al. (2010). Buah-buah yang Dapat Dimakan. Manokwari: Balai Penelitian Kehutanan Manokwari.

Macintyre, M. Dan S. Foale (2004). “Politicized ecology: local responses to mining in Papua New Guineaâ€. Dalam Oceania 74(3). Hlm.: 231-251.

Michell, A., Y. de Fretes, M. Poffenberger (1990). "Community Participation for Conservation Area Management in the Cyclops Mountains, Irian Jaya, Indonesia". Dalam M. Poffenberger (editor) Keepers of the Forest: Land Management Alternatives in Southeast Asia. West Hartford, USA: Kumarian Press.

Milton, K. (1996). Environmentalism and Cultural Theory. London dan New York: Routledge.

Mulyadi (2012). Budaya Pertanian Papua: Perubahan Sosial dan Strategi Pemberdayaan Masyarakat Arfak. Yogyakarta: Karta Media.

Nababan, A. (1996). "Kearifan Tradisional dan Pelestarian Lingkungan Hidup di Indonesia". Dalam Analisis CSIS, 24(6). Hlm. 421 - 435.

Nifinluri, T., S. I. Maulana, J. H. Panjaitan et al. (2010) “Potensi Pengembangan Pasar Karbon REDD Provinsi Papua Barat (Suatu Kerangka Identifikasi Berbagai Proyek Demonstrasi dan Investasi. Dalam

http://www.gcftaskforce.org/docu-ments/May_Aceh/Other/West%20Papua%20REDD%20Potential%20Document%20(Indonesian).pdf (Akses tanggal 19 April 2012).

Pilin, M., dan E. Petebang (1998). Hutan Darah dan Jiwa Dayak. Pontianak: Sistem hutan Kerakyatan Kalimantan Barat.

Purba, J. (2006). Bunga Rampai Kearifan Lingkungan. Jakarta: Kementerian Negara Lingkungan Hidup RI.

Ribot, J. C. dan N. L. Peluso (2003). “A theory of access.†Dalam Rural Sociology 68(2). Hlm.:153-181.

Siburian, R. (2005). “Taman Nasional Bukit Tigapuluh dan Problematikanyaâ€. Dalam Herman Hidayat (editor), Pengelolaan Taman Nasional Dalam Era Otonomi Daerah. Jakarta: LIPI Press. Hal. 91-128.

Tokede, M.J., D. William (2005). Dampak Otonomi Khusus di Sektor Kehutanan Papua. Pemberdayaan Masyarakat Hukum Adat dalam Pengusahaan Hutan di Kabupaten Manokwari. Bogor: CIFOR.

Tuhumena, H.S., J. Wanggai, dan Barahima (2008). “Eksplorasi Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) di bawah Tegakan Matoa di Hutan Lindung Wosi Rendani (HLWR). Dalam Beccariana Buletin Penelitian Botani Volume 10 Nomor 1. Hlm. 27-35.

World Bank (2006). Sustaining Indonesia’s Forest. Wasington D.C: World Bank(Rachmad Hariyadi, 2010).

Internet

Gida, A. (2011). “Pegunungan Arfak: Selayang Pandangâ€. Dalam http://aksaraberdarah.wordpress.com/2011/05/24/anggi-gida-pegunungan-arfak/ (Akses tanggal 1 Agustus 2012).

Tabloidjubi.com. (2012). “Masyarakat Masih Bertahan di Bandara Mopahâ€, dalam http://tabloidjubi.com. (Akses tanggal 6 Agustus 2012).

Published

2019-03-28

Issue

Section

ARTICLES

Most read articles by the same author(s)

1 2 > >>