KYAI SELEBRITI DAN MEDIA BARU

Authors

  • siti mariatul kiptiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

DOI:

https://doi.org/10.14203/jmb.v19i3.495

Keywords:

ceramah, kyai, media baru, otoritas agama, new media, religious authorithy

Abstract

Tulisan ini menganalisis munculnya kyai selebriti di Indonesia utamanya pada K.H. Anwar Zahid yang ceramahnya banyak diunggah di media YouTube. Model dakwah dari waktu ke waktu terus berubah, dan ceramah di YouTube adalah salah satu bentuk bagaimana dakwah disebarluaskan melalui media baru. Studi ini akan menguji seberapa besar peran YouTube sebagai media baru dalam menciptakan otoritas baru bagi seorang kyai melalui pengajiannya. Kajian ini penting untuk melihat bagaimana kehadiran media baru memperkuat otoritas kyai sebagai pemimpin agama di masyarakat. Pertanyaan yang hendak saya jawab dalam penelitian ini adalah seperti apakah otoritas kyai di era media baru?. Bagaimana K.H. Anwar Zahid membangun otoritasnya?, serta, bagaimana K.H. Anwar Zahid menggunakan otoritas tersebut dalam ceramahnya?. Penelitian ini mengkombinasikan data empiris dan teoritis terhadap ceramah K.H. Anwar Zahid yang bersifat online (YouTube) dan offline (langsung). Hasil studi ini menunjukkan bahwa media baru tidak menggeser otoritas tradisional seorang kyai sebagai pemimpin agama, tetapi justru otoritas tersebut semakin diperkuat dengan otoritas selebriti dari media baru yang mendapat pengakuan secara konsensus oleh masyarakat. This paper analyses the xin Indonesia, mainly on K.H. Anwar Zahid whose are widely uploaded in the YouTube. The model of has changed over time, and on YouTube is one of the models in which xis disseminated through new media. This study will examines how far the roles of YouTube as a new media in creating new authority for a . This study is important to see how the existence of new media strengthens the 's authority as a religious leader in society. The questions to be answered in this research are the following: How is ’s authority in the era of new media? How did K.H. Anwar Zahid builds his authority? How did K.H. Anwar Zahid use that authority in his dakwah? This research combines empirical and theoretical data on K.H. Anwar Zahid which explore the online (YouTube) and offline (direct) data. The results of this study indicate that the new media does not shift the traditional authority of a as a religious leader, but rather the authority is further strengthened with the celebrity’s authority of a new media that gets consensus recognition by the public.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Clark, Lynn Schofield. 2012. “Religion and Authority in a Remix Culture: How a Late Night TV Host Became an Authority on Religion†in Gordon Lynch and Jolyon Mitchell with Anna Strhan (ed.), Religion, Media, and Culture: A Reader. London: Routledge. hlm. 111-121.

Dhofier, Zamakhsyari. 1994. Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai, Jakarta: LP3ES.

Fauzi, Muhammad Latif. 2012. “Traditional Islam in Javanese Society: The Roles of Kyai and Pesantren IN Preserving Islamic Tradition and Negotiating Modernityâ€, Journal of Indonesian Islam, Vol. 6, No. 1, hlm. 125-144. crossref

Fealy, Greg and Sally White. 2008. Expressing Islam: Religious Life and Politics in Indonesia. Singapura: ISEAS. crossref

Halim, Fachrizal A. 2015. “Reformulating the Madhhab in Cyberspace: Legal Authority, Doctrines, and Ijtihad among Contemporary Shafi’i Ulamaâ€, Islamic Law and Society. hlm.413-435. crossref

Hatina, Meir. 2010. Ulama, Politics, and the Public Sphere: An Egyptian Perspective. Turki: The University of Utah Press.

Hirschkind, Charles. 2012. “Experiments in Devotion Online: The YouTube Khutbaâ€, Journal Middle East Study. hlm. 5-21. crossref

Hosen, Nadirsyah. 2008 .“Online Fatwa in Indonesia: From Fatwa Shoping to Googling A Kyai†in Greg Fealy and Sally White, Expressing Islam: Religious Life and Politics in Indonesia. Singapura: ISEAS. hlm.159-173. crossref

Ichwan, Moch. Nur. 2005. ‘‘Ulama’, State and Politics: Majelis Ulama Indonesia after Suharto,†Islamic Law and Society, Vol. 12, No. 1. crossref

Kaptein, Nico J.G. 2004. “The Voice of the Ulama: Fatwas and Religious Authority in Indonesiaâ€, JSTOR. hlm. 115-130. crossref

Kholifah, Siti. 2010. “The Discourse of Woman Santri (Students in Islamic Boarding School) about Politics in East Java-Indonesiaâ€, OIDA International Journal of Sustainable Development, Vol. 1, No. 9, hlm. 81-88.

Masud, Muhammad Khalid, Armando Salvatore, dan Martin Van Bruinessen (ed.). 2006. Islam and Modernity: Key Issues and Debates, (Edinburg University Press.

Meuleman, Johan. 2011. “Dakwah, Competition of Authority and Developmentâ€, JSTOR, vol. 167, No. 2/3. hlm. 236-269. crossref

Mochtar, Hilmy. 2015. “The Nahdlatul ‘Ulama and Politics in Indonesia: A Case Study of Ahl Sunnah Wal-Jama’ah in Jombang Regencyâ€, Journal of Education and Social Sciences, Vol. 2, hlm. 72-76.

Mushonnif, Ahmad. 2013. “Fragmentasi Otoritas Antar Organisasi Pemenerintah dan Organisasi Keagamaan dalam Penentuan Awal Bulan Islamâ€, Al-Hukama, Vol.3, No.2, hlm. 165-179.

Schimdtke, Sabine dan Gudrun Kramer (ed.). 2006. Speaking for Islam: Religious Authorities in Muslim Societies. Leiden: Brill.

Sunarwoto. 2015. “Contesting Religious Authority: A Study on Dakwah Radio in Surakarta Indonesia.†Disertasi, Tilburg: Tilburg University.

Turmudi, Endang. 2006. Strugling for the Umma: Changing Leadership Roles of Kyai in Jombang, East Java. Australia: the Australia National University Press. crossref

Turner, Bryan S. 2007. “Religious Authority and the New Mediaâ€, Theory, Culture and Society, Vol. 24. hlm. 117-134.

https://doi.org/10.1177/0263276407075001">crossref

Zaman, Muhammad Qasim. 2002. The Ulama in Contemporary Islam: Custodians of Change, (Princeton: Princeton University Press.

Zaman, Muhammad Qasim. 2006. “The Ulama in Contemporary Islam and their Conception of the Common Goodâ€, in Almando Salvatore dan Dale F. Eickelman (ed.), Public Islam and The Common Good. Leiden: Brill. hlm. 129-156.

Zaman, Muhammad Qasim. 2009. “The Ulama and Contestation on Religious Authorityâ€, in Muhammad Khalid Masud, Armando Salvatore, dan Martin Van Bruinessen (ed.), Islam and Modernity: Key Issues and Debates, (Edinburg University Press. hlm. 206-236.

Rujukan Wawancara

Rahmawati (20 tahun), Mahasiswi tinggal di Jakarta

Asep (50 tahun), Warga Rembang, Jawa Tengah

Ina (45 tahun), Hadi (52 tahun) Warga Tuban, Jawa Timur

Sufyan (65 tahun), Joko (37 tahun) Warga Bojonegoro, Jawa Timur

Eko (15 tahun), Warga Lamongan, Jawa Timur

Ahmad (25 tahun), tinggal di Yogyakarta

Published

2018-02-27

Issue

Section

ARTICLES

Most read articles by the same author(s)